Skip to main content

Elasmobranchii

 

Mengembangkan Ide

mengembangkan-ide

Artikel ini berisi:

  1. Kreativitas

  2. Inovasi

  3. Cara Mengais dan Melebarkan Sayap Ide


Siapa yang tak tahu bahwa otak manusia dirancang oleh Tuhan sedemikian rupa memiliki kemampuan luar biasa? Kecerdasaan otak inilah yang “katanya” membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Seringkali berbagai pikiran-pikiran unik terlintas sejenak. Pikiran unik tersebut kita sebut saja sebagai ide. Namun karena begitu kompleksnya sistem otak nan dibarengi dengan berbagai permasalahan yang menggelayuti kehidupan manusia. Menjadikannya kurang begitu maksimal dalam bekerja. Tak jarang kita akan menyatakan kebuntuan saat harus berhadapan dengan konflik. Dimana mengharuskan muncul suatu inovasi untuk mengatasinya.


Untuk menemukan sebuah ide tak serta merta mengemukakan pendapat dan langsung menghajarnya. Seperti menaiki tangga, maka dimulai dari anak tangga terbawah hingga teratas. Seperti memperhatikan visual seseorang yang dimulai dari ujung kaki hingga ujung rambut. Seperti menapaki kehidupan, maka setapak demi setapak perlu dilalui. Sebagai manusia yang hidup di zaman serba cepat maka wajib hukumnya untuk kita mampu menunjukkan keunggulan diri. Hal tentu maka setiap individu harus memiliki jiwa inovatif dalam menuangkan ide dan berkreasi. Lantas bagaimana cara mengembangkan ide yang baik? Bagaimana cara menemukan ide yang tepat?


Baca Juga : Manis dan Gurihnya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)


Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa ide adalah hasil pengelolaan sistem otak yang memunculkan sebuah pikiran yang bersifat kreatif dan inovatif. Selanjutnya mari kita ketahui mengenai kreativitas dan inovasi.


KREATIVITAS

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Semiawan, 1984). Kreativitas (creativity) merupakan istilah yang diciptakan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukkan kekuatan di alam semesta yang memungkinkan adanya entitas baru yang sebenarnya berdasarkan entitas aktual – entitas aktual lainnya. Kreativitas adalah prinsip kebaruan, kebaruan. Dalam proses menjadi, kreativitas ada di sana. Jika tidak ada kreativitas, tidak ada proses. Kreativitas bukanlah entitas aktual. Kreativitas adalah kekuatan yang tak terhindarkan dalam proses karena sudut pandang baru yang sebenarnya (Kurniawan, 2019).


INOVASI

Menurut Munroe, inovasi adalah konsep yang luas . Ada inovasi dengan huruf “i” kecil dan inovasi dengan huruf “I” besar. Inovasi dengan “I” besar melibatkan hal-hal seperti membangun internet , internal combustion engine dan bar code. Pada sisi lain inovasi juga mencakup perbaikan kecil dan terus menerus yang membantu untuk menjalani hidup dengan lebih baik (Gallo, 2011 dalam Rahayuningsih, 2013).


Inovasi bisa didenifisikan sebagai ”proses” tertentu seorang dengan melalui pendayagunaan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulant dan individu yang mengelilinginya yang berusaha meghasilkan produk baru, baik bagi dirinnya sendiri atau pun bagi lingkungannya.”Terdapat beberapa syarat inovasi sebagaimana yang diuraikan di bawah ini. Pertama, produk baru ini harus bermanfaat bagi masyarakat lingkungannya. Kedua, sifat baru pada produk ini merupakan sesuatu yang relatif, sehingga produk yang dihasilkan itu bisa jadi merupakan sesuatu yang baru bagi seseorang meski tidak baru bagi yang lain, dan bisa jadi produk yang dihasilkan itu merupakan sesuatu yang baru baik bagi dirinnya maupun bagi orang lain. Pada kedua kondisi ini, produk baru ini bisa dikategorikan sebagai suatu inovasi. Ketiga, di samping harus memiliki sifat baru, produk ini juga harus memiliki fungsi dan manfaat yang bisa menutupi kebutuhan tertentu yang dirasakan oleh individu atau pun kelompok (Jawwad, 2004).


CARA MENGAIS DAN MELEBARKAN SAYAP SANG IDE 

  1. Tentukan Apa Bidangmu dan Kuasai! 

Ketika kamu tidak tau apa yang kamu tulis, apalagi orang lain yang membacanya? Jadi untuk yang pertama, kamu bisa pahami dulu, apa yang kamu kuasai. Jika ingin menguasai bidang baru itu tidaklah masalah, namun ketika akan menuliskanya cobalah belajar lebih dalam lagi tentang bidang itu (Andrinong, 2019). Kita mudah terbawa suasana di lingkungan. Apa yang menjadi viral cenderung akan kita ikuti. Misalnya saja saat semua orang begitu gencar menyuarakan isu mengenai pengganti bahan bakar fosil. Kita juga akan memiliki rasa ketertarikan yang tinggi untuk menciptakan bahan bakar pengganti. Sayangnya kita lupa, bahwa bidang ilmu kita tidak sesuai dengan apa yang akan dituangkan dalam ide. Apa jadinya jika ahli sastra ingin melakukan penelitian listrik? Tentu perlu diragukan keabsahannya. Namun jangan jadikan hal ini sebagai penghalang. Sebagai anak sastra tak ada salahnya menyuarakan isu lingkungan tetapi dengan cara yang tepat. Bisa melalui puisi maupun novel menyiratkan kegalauan bumi ini.


  1. Mencari Banyak Referensi

Sudah berulangkali kita diingatkan untuk selalu mencintai kegiatan membaca. Karena dengan membaca kita akan membuka jendela dunia (buku, ilmu). Walaupun kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang sungguh berat untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya minat literasi Bangsa Indonesia. Jadi berubahlah dari sekarang. Dengan bertebarannya pilihan untuk memperoleh informasi mulai dari buku hingga internet. Tentunya hal ini akan semakin mempermudah kita. 


  1. Fokus dan Hubungkan Ide

Sejalan dengan poin pertama mengenai kuasai bidang. Setelah telah menemukan ide yang dirasa tepat maka kita harus fokus pada tujuan. Misalnya saja saat kita akan membahas isu lingkungan maka tentukan poin utama pembahasan. Karena beragam macamnya mengenai lingkungan. Entah itu dampaknya bagi manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya. Atau kita ingin membahas perubahan iklim (climate change). Banyak pula dampak perubahan iklim, mulai dari kenaikan permukaan air laut, peningkatan suhu di bumi dan semacamnya. Jika sudah menentukan fokus bahasan lalu hubungkan berbagai ide dari sumber referensi lainnya.


  1. Jangan Lupa Konsep ATM

Bersikap inovatif dan kreatif tak melulu soal menciptakan hal baru seperti Thomas Alfa Edison, George Westinghouse dan Tesla. Cukup kumpulkan ide-ide seperti pada poin ke-3. Pertama, amati kreativitas para pendahulu. Sebagai seorang makhluk yang kreatif, tak akan ada yang mampu menandingi hasil karya Tuhan. Barang tentu, kita akan menemukan setidaknya satu saja kekurangan dari produk buatan manusia. Tiru kreativitas pendahulu dengan tak melupakan inovasi kita yang perlu ditambahkan dalam proses modifikasi. 


  1. Do Your Research

Setelah menentukan poin-poin apa saja yang perlu dikerjakan. Maka  realisasikan idemu melalui penelitian. Lakukan eksekusi! Sebagai seorang peneliti, jangan pernah berharap untuk berhasil dalam sekali percobaan! Jangan lupakan proses evaluasi agar karyamu benar-benar sesuai tujuan awal.


  1. Tuangkan dalam Tulisan

Pernah mendengar petuah sang maestro, Pramoedya Ananta Toer, “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”. Seperti halnya membuat sebuah karya, perlu ada catatan entah itu dokumentasi maupun pengajuan paten. Tidak mau kan jika karyamu diplagiasi? Biasakan diri untuk membuat tulisan dari pengembangan idemu. Jadikan itu arsip agar dikemudian hari akan ada yang mampu mengembangkan lebih lanjut.


Referensi:

Andrinong. 2019. 5 tips bagaimana mengembangkan ide menjadi sebuah tulisan. https://www.google.com/amp/s/www.piknikdong.com/5-tips-bagaimana-mengembangkan-ide-menjadi-sebuah-tulisan.html/amp. Diakses pada 27 April 2020 pukul 22:15 WIB.

Jawwad, M. A. A. 2004. Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas Berpikir Pada Diri dan Organisasi. PT. Syaamil Cipta Media. Bandung.

Kurniawan, A. 2019. Pengembangan ide kreatif dan inovatif serta tahapannya lengkap. https://www.gurupendidikan.co.id/pengembangan-ide-kreatif-dan-inovatif/. Diakses pada 27 April 2020 pukul 22:30 WIB.

Rahayuningsih, I. 2013. Pengembangan kreatifitas dan inovasi di organisasi. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Gresik.

Semiawan, C. 1984. Pendekatan Keterampilan Proses. PT. Gramedia. Jakarta. 

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pendinginan Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Setelah meratifikasi Montreal Protocol pada tahun 1992 dan Kyoto Protocol pada tahun 1996, Indonesia juga tidak luput dari permasalahan global yang dihadapi oleh industri pendinginan dunia sebagai dampak dari kedua perjanjian internasional di atas. Dengan demikian, penelitian di bidang refrigeran dan pendinginan sangat penting dan bermanfaat dilakukan di Indonesia. Jenis refrigeran yang cocok diteliti kemungkinan pemakaiannya di lndonesia adalah refrigeran hidrokarbon, karena selain bersifat alami (natural) hidrokarbon juga tersedia sebagai sumber daya alam yang relatif besar. Penggunaan refrigeran hidrokarbon juga dapat menghemat energi bila dibanding refrigeran R12 (Maclaine dan Leonardi, 1997 dalam Sihaloho dan Tambunan, 2005 ). Aisbett dan Pham (1998) dalam Sihaloho dan Tambunan (2005) menyatakan bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran pengganti CFC dan HFC dapatmemberikan penghematan biaya yang signifikan untuk

Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

1.   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kekayaan alam laut Indonesia yang luas berpotensi menghasilkan hasil laut yang beraneka ragam dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 6,26 juta ton per tahun. Hasil produksi perikanan laut ( marine fisheries ) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mencapai 3,24 %, dimana pada tahun 2012 hasil produksi ikan laut sebanyak 5.829.194 ton. Hasil laut terutama ikan diolah untuk menjadi bahan pangan masyarakat (Purba et al., 2015). Tingkat konsumsi ikan Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 35,62 kilogram per kapita dari tahun 2012, yaitu sebanyak 33,14 kilogram per kapita (Purba et al., 2015). Indonesia memiliki wilayah perairan tropis yang terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia.Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90%) hidup di p

Enzim Transferase

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan enzim (sekitar 90%) dari luar negeri. Dari aspek pasar, kebutuhan enzim di Indonesia terus meningkat sebagaimana dapat dilihat dari nilai impor. Menurut Badan Pusat Statistik, impor untuk produksi farmasetika tahun 2007 adalah sebesar 2,988 trilyun rupiah, tahun 2008 menjadi 3,391 trilyun rupiah dan pada tahun 2011 diperkirakan menjadi 4,55 trilyun rupiah. Kebutuhan enzim dunia terus meningkat yaitu sebesar 6,5% per tahun dan menjadi $5,1 miliar pada tahun 2009 (Trismilah et al. , 2014).   Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim (Indah, 2004). E