Nasib baik si kura-kura, hewan menggemaskan. Ia
memiliki umur panjang hingga ratusan tahun. Ia pun punya tempurung gratis yang
menjadi rumahnya. Siapa sangka, kura-kura mungil nan lucu itu terus melangkah kecil.
Ia harus melewati pecahan beling. Jarum-jarum
dan paku seolah mengejarnya. Semakin hari semakin gelap yang ia rasakan. Tak
ada matahari yang biasanya bersinar dengan cahaya cantiknya. “Kemanakah engkau
kawanku?”, sang kura-kura menatap langit bertanya keberadaan matahari. Kura-kura
juga menyadari bahwa semilir kesejukan angin menghilang. Awan putih nan bersih
yang terus menemani harinya mulai menghitam. Tak lama, sang awan mengeluarkan
semua simpanan airnya. Kura-kura hanya mampu menatap kebiruan langit yang
menggelap. Rintik hujan menderu bersautan dengan batuan meteor yang menyusul. “Duh”, ia terus menghela napasnya
panjang-panjang. Udaranya tak lagi menyegarkan. Ia memutuskan untuk bersembunyi
dalam tempurung yang selalu dibawa kemanapun pergi. Ia bergumam dengan dirinya
sendiri. Ia menghapus peluh dan air matanya. Menyanyikan secuil dari sebuah
lagu berjudul Listen Before I Go.
I’m leaving soon
Sorry, can’t save me now
Sorry, I don’t know how
Sorry, there’s no way out
Baca Juga : Menulis Artikel
Kura-kura hanya tertawa, mengatakan listen/dengarkan kepada dirinya sendiri.
Diiringi alunan merdu terompet sangkakala ia terus melantunkan nyanyian. Ia
melanjutkan perjalanannya seorang diri. Ia terus bertanya, kapankah bidadari
akan menjemputnya. “Jemputlah aku menuju negeri dongengmu. Bawa aku terbang
bersamamu. Aku takut, aku berani, aku kuat, aku hancur”. Ia kembali tertawa, menyerah
itu menyenangkan juga ternyata. Ia melewati benang tipis yang menghadang. Kaki-kaki
telanjangnya tergores dan kulit pelindung tubuhnya mulai robek. Tempurungnya
sedikit demi sedikit hancur berkeping-keping. “Oh tidak, sudah cukup, but I’m okay 😊”, ia kembali berujar. Tahun berganti tetapi darahnya tak pernah berhenti.
Kemana lagi ia akan melangkah? Sekali lagi ia menatap langit yang selama ini
bersama. Ia akan merindukan matahari yang cerah, langit biru dan angin yang
sejuk. Ia memutuskan untuk menutup matanya, lalu ia berkata “manakah surga yang
engkau janjikan?”.
Comments
Post a Comment