Skip to main content

Elasmobranchii

 

Tips dan Trik Skripsi


tips dan trik skripsi
(Sumber: www.pixabay.com)

Membicarakan skripsi seperti mengundang permasalahan bagi mahasiswa tingkat akhir. Ada yang ditanya, sudah sampai mana skripsinya? Dan yang paling menjengkelkan adalah menghadapi pertanyaan, ”kapan lulus?”. Rasanya ingin berubah menjadi harimau saja dan memakan orang yang tanya. Bagi mahasiswa baru, mungkin akan menganggap skripsi hanyalah lembaran kertas seperti sebuah makalah. Yang bisa dikerjakan dengan sekali jalan alias SKS (Sistem Kebut Semalam). Nyatanya skripsi bukanlah sebuah buku tebal saja. Banyak aspek yang meliputinya, mulai dari penelitian, peran orang tua dan teman hingga yang terpenting, yaitu dosen pembimbing. Lantas apakah itu skripsi?

Skripsi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian mahasiswa tingkat akhir sarjana S1 (strata satu) yang membahas sebuah fenomena tertentu sesuai kaidah atau aturan yang berlaku. Istilah skripsi hanya digunakan di Indonesia, sedangkan di luar negeri, skripsi disebut dengan istilah undergraduate thesis. Ada skripsi ada tugas akhir. Yang membedakannya adalah skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa S1, sedangkan tugas akhir (TA) untuk jenjang diploma (D3/D4). Selain itu, proses penyusunan skripsi harus melalui proses penelitian. Tugas akhir sebatas kajian pustaka dan analisis kualitatif.


Sebagai seorang mantan mahasiswa yang pernah melewati fase berskripsi ria. Menjadi seseorang yang memiliki hobi menulis bukanlah sebuah indikator untuk menyelesaikan skripsi lebih cepat atau bahkan tepat waktu. Banyak mahasiswa yang paper-nya dipublikasikan di berbagai situs, menjuarai berbagai macam kompetisi kepenulisan namun masih stagnan dengan skripsinya. Maka bagi kamu yang akan mengambil mata kuliah skripsi. Berikut tips dan triknya agar pengerjaan skripsi berjalan dengan lancar.

1.   Mantapkan Niat
Ingatlah perjuanganmu bisa sampai di titik akhir masa perkuliahan saat ini. Bagaimana perjuanganmu mengalahkan sainganmu yang juga ingin berada di posisimu dulu saat seleksi masuk perguruan tinggi. Ingatlah kerja keras orang tua untuk menyekolahkanmu hingga di bangku kuliah. Masih banyak mahasiswa tingkat akhir yang ogah-ogahan untuk segera menyelesaikan studinya. Entah karena ingin menikmati jatah selama 7 tahun sebelum akhirnya drop out. Atau karena telah terlena dengan aktivitas perkuliahan, mulai dari organisasi hingga kegiatan perlombaan. Bisa juga karena takut menghadapi “dunia sesungguhnya” setelah menjadi sarjana. Atau juga karena sudah memiliki penghasilan sendiri a.k.a bekerja sehingga merasa tidak memerlukan gelar di belakang nama lagi. Jangan sampai kamu melupakan perjuanganmu selama 3 tahun sebelumnya. Banyak alasan mahasiswa yang enggan atau bermalas-malasan untuk menyelesaikan laporan skripsinya. Menjudge dosbing (dosen pembimbing) yang terlaku keras dan sebagainya. Mungkin bisa jadi dosen menjadi salah satu penyebab keterlambatan kelulusan. Tapi jangan sampai kamu menghalalkan segala alibi untuk menutupi kemalasanmu.

2.   Banyak Membaca
Sebagai mahasiswa, kegiatan belajar mengajar sudah dibiasakan berjalan secara dua arah sejak masih menyandang gelar mahasiswa baru (semester 1). Mahasiswa tidak hanya sebagai objek penerima segala informasi yang disampaikan dosen. Namun mahasiswa juga wajib untuk mampu berpikir kritis (critical thinking). Materi perkuliahan bukan hanya dari slide PPT dosen tetapi dari referensi lainnya. Maka tak heran mahasiswa dituntut untuk terbiasa menyerap berbagai informasi dari berbagai sumber. Tidak hanya berasal dari buku-buku perkuliahan. Mahasiswa juga harus mampu memahami jurnal. Sayangnya, banyak mahasiswa yang masih awam dengan jurnal. Mengandalkan jurus copy-paste dari blogspot atau wikipedia untuk mengerjakan tugas makalah. Sebelum terlambat, biasakan diri dari sekarang untuk membaca skripsi seniormu yang dipajang di perpustakaan kampus dan sudah usang itu. Dengan membaca skripsi milik kakak tingkatmu akan mempermudah dirimu untuk menemukan topik sesuai passionmu. Jangan sampai kamu memaksakan topik penelitian yang kamu tidak suka. Karena kamu akan melaksanakan dengan setengah hati dan menjadi beban berat. Kecuali topik penelitian tersebut sudah ditentukan dosenmu, maka kamu harus legowo alias berbesar hati.

3.   Ikut Proyek Dosen
Menjadi mahasiswa yang aktif di kelas tidaklah mudah. Seringkali kamu akan menemui berbagai cibiran dari teman sekelasmu. Ada yang mengatakan, caper (cari perhatian) hingga branding image agar terlihat lebih pintar. Abaikan semua perkataan tersebut. Selain poin plus karena lebih aktif di kelas dibandingkan temanmu yang lainnya. Kamu juga akan lebih dikenal oleh dosen. Tugas seorang dosen tidak hanya mengajar di dalam kelas. Tetapi harus melaksanakan tri dharma perguruan tinggi (pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat). Untuk poin penelitian dan pengabdian, dosen tentunya tidak bisa melaksanakannya sendiri. Sehingga seringkali mengajak mahasiswanya sebagai subjek pelaksana. Dosen tidak akan mempercayakan proyek penelitiannya kepada mahasiswa yang malas-malasan. Beliau akan memilih mahasiswa yang memiliki nilai lebih. Selain kamu tidak perlu pusing-pusing untuk menentukan topik untuk penelitian skripsimu lagi. Biasanya kamu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk melaksanakan penelitian. Karena pembiayaan berasal dari dosen yang memiliki proyek atau paling tidak sebesar 50% bantuan dana. Jadi kamu hanya modal pikiran dan fisik saja. Lumayan kan? Mengurangi beban pengeluaran orang tuamu.

4.   Atur Jadwalmu
Menjadi mahasiswa tingkat akhir, maka biasanya kegiatanmu tak begitu padat lagi. Sudah tidak mengambil mata kuliah lain selain yang mengulang. Sudah tidak disibukkan dengan rapat-rapat organisasi karena demisioner (pergantian pengurus). Seharusnya waktu luangmu lebih longgar. Mungkin banyak yang lebih memilih untuk bekerja part time. Hal ini sangatlah dianjurkan, karena selain menambah penghasilan dan sumber dana untuk penelitianmu. Kamu juga bisa memanfaatkan waktumu lebih baik daripada lebih banyak menganggur di kamar kos. Namun karena terlalu lupa diri dan tuntutan jam kerja. Akhirnya banyak yang keteteran mengatur waktu untuk menyelesaikan studi. Pulang larut malam, lelah bekerja langsung istirahat. Maka file skripsimu hanya menjadi file kosong di laptopmu. Jadi buatlah rincian kegiatanmu. Tentukan mana yang menjadi prioritasmu. Bekerja boleh tetapi jangan sampai lupa dan akhirnya mendapatkan surat DO (drop out). Usahakan untuk bekerja cukup 5 jam sehari (maksimal) dan pilihlah shift di sore atau malam hari. Karena di pagi atau siang harinya kamu harus merelakan waktu untuk membuat janji bimbingan dengan dosen pembimbingmu. Buatlah target kapan kamu harus menyelesaikan Bab 1, Bab 2 dan seterusnya.

5.   Jangan Lupa Bahagia
liburan skripsi pantai watu leter
Liburan disela Skripsi

Menanggung beban sebagai mahasiswa veteran (masa skripsi) tidaklah mudah. Menghadapi berbagai cobaan mulai dari judul skripsi yang tidak di acc, variabel penelitian yang beragam, kegagalan penelitian sehingga mengulangi dari awal, masalah keuangan hingga takdir mendapatkan dosen pembimbing “killer”. Stress berat, apalagi menerima pertanyaan kapan sempro (seminar proposal), semhas (seminar hasil) dan sidang/ujian skripsi. Belum lagi pertanyaan kapan lulus atau kapan wisuda. Ingatlah bahwa semua manusia ditakdirkan untuk memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Ada saja oknum-oknum yang mungkin tidak sadar jika perkataannya sudah menyakiti hati. Atau orang-orang terlalu kepo ngakunya peduli. Biarkan harimau terus menggonggong! Jadikan semua pertanyaan itu sebagai acuanmu untuk terus melangkah maju. Sering-sering bertemu teman seperjuangan skripsi untuk saling berbagi keluh-kesah. Bukan hanya sekadar nongkrong manja ya. Ajak temanmu untuk mengerjakan skripsi bersama. Jangan sungkan untuk meminta bantuan jika merasa kesulitan. Kerja keras memang baik namun harus dibarengi dengan kerja cerdas. Karena impian ingin segera lulus hingga kamu mengesampingkan kebutuhan primer seperti makan. Bukannya cepat lulus, kamu malah cepat mati, eh. Dan jangan ragu untuk berlibur disela-sela kepenatan yang menghadang.

6.   Sayangi Dosenmu Seperti Kamu Menyayangi Orang Tuamu
Membaca judulnya diatas kamu akan merasa sangat keberatan bukan? Jujur sajalah.. Menyayangi dosen bukan bermaksud menaruh hati padanya seperti kepada doi loh ya. Namun sayang karena perhatiannya. Perhatian mencorat-coret laporan skripsimu, mengingatkan jadwal bimbinganmu bahkan mengingatkan tenggat waktu agar kamu segera lulus. Pada umumnya, syarat menjadi seorang dosen pembimbing adalah dosen dengan pendidikan minimal S2. Bahkan ada beberapa perguruan tinggi yang sudah mewajibkan lulus S3 jika ingin menjadi dosen pembimbing. Ingatlah kembali, bahwa tugas dosen tidak hanya mengajar atau membimbing skripsimu. Beliau harus melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Belum lagi jika di rumah masih harus berurusan dengan permasalahan rumah tangga mulai dari pasangan (suami/istri) hingga anak. Kamu harus tahu bahwa dosen sangat sibuk. Jadi, kamu jangan GR (gede rasa) dan merasa jika dosen terlalu mempersulitmu. Dosen mana yang ingin mahasiswanya tidak lulus? Dosen juga akan memperoleh peringatan dari petinggi kampus jika mahasiswa bimbingannya tidak segera lulus. Karena selain mempengaruhi nama baik kampus, tentunya juga berpengaruh pada penurunan akreditasi. Namun memang masih ada dosen yang menuntut kesempurnaan (perfeksionis). Jika kamu ditakdirkan memperoleh dosen seperti itu. Seringkali menerima penolakan proposal, bahkan judul saja beberapa kali di tolak. Maka jalan satu-satunya kamu harus peka dengan apa yang menjadi keinginan dosenmu. Pepet terus dosenmu, bimbingan setiap hari. Karena lama-lama beliau akan bosan menemuimu setiap hari. Kamu harus rela menurunkan egomu. Dan jangan lupa selalu doakan dosenmu di sepertiga malam agar hatinya luluh. Jangan lupa perhatikan penampilanmu saat akan bimbingan. Jelas harus rapi dan sopan. Jangan sampai karena ngebut revisi sehingga bangun kesiangan dan belum mandi, hmm. Kalau dosenmu masih saja tidak meluluskanmu, bisa jadi kamu yang menjengkelkan. Atau karena terlalu sayang maka kamu akan dijadikan mantu, eh. Bercanda…

7.   Jangan di Revisi?
Ingat lagi ya jika dosen hanyalah manusia biasa seperti mahasiswanya. Bedanya beliau lahir lebih dahulu dan memiliki pengalaman yang lebih. Sebagai manusia biasa, beliau pasti pernah lupa dan salah. Jika kemaren beliau berkata A, sekarang berkata B dan besok berkata C. Terima saja, catat semua masukan yang disampaikan. Jika laporan skripsimu menemui banyak coretan. Mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Namun waktu deadline laporanmu masih panjang. Maka sebaiknya kamu harus rajin merevisinya setiap hari. Terutama bagi kamu yang memang perfeksionis, tidak akan kesulitan memperoleh banyak coretan dari dosen. Tapi bagaimana jika waktu pengajuan sempro/semhas/sidang skripsimu sudah semakin dekat. Maka sebaiknya kamu revisi sebagian laporan skripsimu yang penting. Poin-poin yang memungkinkanmu untuk “dibantai”. Dosenmu tidak hanya membimbing dirimu seorang. Beliau akan membimbing belasan mahasiswa untuk angkatanmu. Belum lagi untuk seniormu yang masih belum lulus juga. Jadi tidak perlu terlalu keras pada dirimu! Dan satu lagi, jika dosenmu memberikan kritik dan saran. Jangan sampai kamu melawan ya. Jangan sok tau! Karena dosen tidak menyukai mahasiswa yang tidak mau diatur.

8.   Datang ke Wisuda Teman
Ada yang mengatakan lulus tidak harus tepat waktu. Namun sebaiknya lulus di waktu yang tepat. Yang menjadi pertanyaan adalah “apa indikator dari waktu yang tepat?”. Jika kamu tidak dihadapkan permasalahan keuangan dan sebagainya yang kira-kira akan menghambat kelulusanmu. Maka segeralah tuntaskan kewajibanmu untuk menyelesaikan studi. Jangan jadikan alasan lulus di waktu yang tepat akan membuatmu berleha-leha. Sering-seringlah datang ke sempro/semhas/sidang/yudisium/wisuda teman-temanmu. Melihat euforia teman-temanmu yang telah memakai toga akan meningkatkan rasa malumu. Iya malu, malu dong kenapa kamu kok tidak segera lulus? Melihat teman-temanmu yang lulus akan menjadi semangat tersendiri untuk segera menyusulnya.

9.   Belajar Public Speaking
Sebagus apapun skripsimu kalau presentasimu buruk maka jangan harap dosen pengujimu akan terkesan. Alih-alih memperoleh nilai bagus. Kamu benar-benar akan “dihajar” didalam ruang sidang dengan berbagai pertanyaan yang tidak terduga. Jika cara presentasimu sebatas membaca PPT dan catatan. Hal ini akan menunjukkan kurangnya kesiapanmu. Dosen akan menilaimu belum siap untuk menghadapi sidang skripsi. Bisa jadi kamu akan gagal dan mengulang ujian skripsi. Usahakan tenang, mengatur nafas dan intonasi saat menyampaikan materi. Jika kamu menyampaikannya secara asik, dosen akan menganggapmu pandai menguasai “panggung”.  Cobalah belajar presentasi di depan temanmu dan meminta kritik serta saran darinya. Saat menjawab pertanyaanpun, kamu juga memperhatikan etika berbicara. Seperti mengucapkan terima kasih untuk pertanyaan dosen penguji. Jangan memotong pembicaraan dosen, karena kamu akan dianggap tidak sopan. Selain itu, Jangan bertele-tele saat menjawab pertanyaan. Usahakan berilah jawaban yang padat dan jelas. Saat sidang skripsi, seringkali kamu akan memperoleh pertanyaan yang tidak terduga. Jawablah dengan cara yang berkelas a.k.a ngeles walaupun sebenarnya kamu tidak mengetahui jawabannya. Misalnya, “terima kasih bapak untuk pertanyaannya, selama saya menjalankan penelitan dan mengumpulkan referensi dari berbagai sumber, variabel yang saya ketahui hanya berupa XX, untuk variabel YY belum saya pahami lebih dalam, sehingga saya belum bisa memaparkan jawaban yang sesuai,

10.   Kerjakan!
Tidak peduli seberapa bagus tulisan skripsimu. Tidak peduli sebanyak apapun variabelmu. Seunik apapun penelitianmu. Dan se-bombastis apapun judul skripsimu. Semua itu sia-sia jika skripsimu tidak selesai. Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai.

Referensi:
Kampusunj.com. 2016. Panduan skripsi yang wajib diketahui mahasiswa. https://kampusunj.com/panduan-skripsi/. Diakses pada 2 Januari 2020 pukul 16:00 WIB.

Comments

Popular posts from this blog

Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

1.   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kekayaan alam laut Indonesia yang luas berpotensi menghasilkan hasil laut yang beraneka ragam dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 6,26 juta ton per tahun. Hasil produksi perikanan laut ( marine fisheries ) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mencapai 3,24 %, dimana pada tahun 2012 hasil produksi ikan laut sebanyak 5.829.194 ton. Hasil laut terutama ikan diolah untuk menjadi bahan pangan masyarakat (Purba et al., 2015). Tingkat konsumsi ikan Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 35,62 kilogram per kapita dari tahun 2012, yaitu sebanyak 33,14 kilogram per kapita (Purba et al., 2015). Indonesia memiliki wilayah perairan tropis yang terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia.Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90%) h...

Melynda Dwi Puspita

- Apa yang perlu kamu sombongkan? - - Diatas langit masih ada langit - - Smart people will never admit that they are smart – - They are always keep and stay learning – Melynda Dwi Puspita Contents SUMMARY EDUCATIONAL BACKGROUND SCHOLARSHIPS INTERESTED SKILLS LICENSED SERTIFICATION SOFTWARES INTERNSHIPS SOCIETY EMPOWERMENT PROJECTS VOLUNTEER SEMINAR AND WORKSHOP ENUMERATOR MENTOR AND SPEAKER ORGANIZATION ACHIEVEMENTS SUMMARY Passionate in fisheries and marine issues, environmental, conservation, food safety and society empowerment. Enjoy in singing, playing a guitar, travelling and writing skill. Able in responsibility, open-minded and work in team or individual. Back to Content ↑ EDUCATIONAL BACKGROUND Bachelor of Fisheries Product Technology Brawijaya University (2015-2019) GPA 3,45 of 4,00 Back to Content ↑ SCHOLARSHIPS Bidikmisi (2015-2019) PT. Mina...

Teknik Pendinginan Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Setelah meratifikasi Montreal Protocol pada tahun 1992 dan Kyoto Protocol pada tahun 1996, Indonesia juga tidak luput dari permasalahan global yang dihadapi oleh industri pendinginan dunia sebagai dampak dari kedua perjanjian internasional di atas. Dengan demikian, penelitian di bidang refrigeran dan pendinginan sangat penting dan bermanfaat dilakukan di Indonesia. Jenis refrigeran yang cocok diteliti kemungkinan pemakaiannya di lndonesia adalah refrigeran hidrokarbon, karena selain bersifat alami (natural) hidrokarbon juga tersedia sebagai sumber daya alam yang relatif besar. Penggunaan refrigeran hidrokarbon juga dapat menghemat energi bila dibanding refrigeran R12 (Maclaine dan Leonardi, 1997 dalam Sihaloho dan Tambunan, 2005 ). Aisbett dan Pham (1998) dalam Sihaloho dan Tambunan (2005) menyatakan bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran pengganti CFC dan HFC dapatmemberikan penghematan biaya yan...