Membicarakan skripsi seperti mengundang permasalahan bagi mahasiswa
tingkat akhir. Ada yang ditanya, sudah
sampai mana skripsinya? Dan yang paling menjengkelkan adalah menghadapi
pertanyaan, ”kapan lulus?”. Rasanya
ingin berubah menjadi harimau saja dan memakan orang yang tanya. Bagi mahasiswa
baru, mungkin akan menganggap skripsi hanyalah lembaran kertas seperti sebuah
makalah. Yang bisa dikerjakan dengan sekali jalan alias SKS (Sistem Kebut
Semalam). Nyatanya skripsi bukanlah sebuah buku tebal saja. Banyak aspek yang
meliputinya, mulai dari penelitian, peran orang tua dan teman hingga yang
terpenting, yaitu dosen pembimbing. Lantas apakah itu skripsi?
Skripsi adalah karya tulis ilmiah hasil
penelitian mahasiswa tingkat akhir sarjana
S1 (strata satu) yang membahas sebuah fenomena tertentu sesuai kaidah atau
aturan yang berlaku. Istilah skripsi hanya digunakan di Indonesia, sedangkan di
luar negeri, skripsi disebut dengan istilah undergraduate
thesis. Ada skripsi ada tugas akhir. Yang membedakannya adalah skripsi sebagai
syarat kelulusan mahasiswa S1, sedangkan tugas akhir (TA) untuk jenjang diploma
(D3/D4). Selain itu, proses penyusunan skripsi harus melalui proses penelitian.
Tugas akhir sebatas kajian pustaka dan analisis kualitatif.
Sebagai seorang mantan mahasiswa yang pernah melewati fase berskripsi
ria. Menjadi seseorang yang memiliki
hobi menulis bukanlah sebuah indikator untuk menyelesaikan skripsi lebih cepat
atau bahkan tepat waktu. Banyak mahasiswa yang paper-nya dipublikasikan di berbagai situs, menjuarai berbagai macam
kompetisi kepenulisan namun masih stagnan dengan skripsinya. Maka bagi kamu
yang akan mengambil mata kuliah skripsi. Berikut tips dan triknya agar pengerjaan
skripsi berjalan dengan lancar.
1. Mantapkan Niat
Ingatlah perjuanganmu bisa sampai di titik akhir masa
perkuliahan saat ini. Bagaimana perjuanganmu mengalahkan sainganmu yang juga
ingin berada di posisimu dulu saat seleksi masuk perguruan tinggi. Ingatlah
kerja keras orang tua untuk menyekolahkanmu hingga di bangku kuliah. Masih banyak mahasiswa tingkat akhir yang ogah-ogahan untuk segera menyelesaikan
studinya. Entah karena ingin menikmati jatah selama 7 tahun sebelum
akhirnya drop out. Atau karena telah
terlena dengan aktivitas perkuliahan, mulai dari organisasi hingga kegiatan perlombaan.
Bisa juga karena takut menghadapi “dunia sesungguhnya” setelah menjadi sarjana.
Atau juga karena sudah memiliki penghasilan sendiri a.k.a bekerja sehingga merasa
tidak memerlukan gelar di belakang nama lagi. Jangan sampai kamu melupakan perjuanganmu selama 3 tahun sebelumnya. Banyak
alasan mahasiswa yang enggan atau bermalas-malasan untuk menyelesaikan laporan
skripsinya. Menjudge dosbing (dosen
pembimbing) yang terlaku keras dan sebagainya. Mungkin bisa jadi dosen menjadi
salah satu penyebab keterlambatan kelulusan. Tapi jangan sampai kamu menghalalkan segala alibi untuk menutupi kemalasanmu.
2. Banyak Membaca
Sebagai mahasiswa, kegiatan belajar mengajar sudah
dibiasakan berjalan secara dua arah sejak masih menyandang gelar mahasiswa baru
(semester 1). Mahasiswa tidak hanya sebagai objek penerima segala informasi
yang disampaikan dosen. Namun mahasiswa juga wajib untuk mampu berpikir kritis
(critical thinking). Materi perkuliahan
bukan hanya dari slide PPT dosen tetapi
dari referensi lainnya. Maka tak heran mahasiswa dituntut untuk terbiasa menyerap
berbagai informasi dari berbagai sumber. Tidak hanya berasal dari buku-buku perkuliahan.
Mahasiswa juga harus mampu memahami jurnal. Sayangnya, banyak mahasiswa yang masih awam dengan jurnal. Mengandalkan
jurus copy-paste dari blogspot atau
wikipedia untuk mengerjakan tugas makalah. Sebelum
terlambat, biasakan diri dari sekarang untuk membaca skripsi seniormu yang dipajang
di perpustakaan kampus dan sudah usang itu. Dengan membaca skripsi milik kakak
tingkatmu akan mempermudah dirimu untuk menemukan topik sesuai passionmu. Jangan sampai kamu memaksakan
topik penelitian yang kamu tidak suka. Karena kamu akan melaksanakan dengan setengah
hati dan menjadi beban berat. Kecuali topik penelitian tersebut sudah
ditentukan dosenmu, maka kamu harus legowo
alias berbesar hati.
3. Ikut Proyek Dosen
Menjadi mahasiswa yang aktif di kelas tidaklah mudah.
Seringkali kamu akan menemui berbagai cibiran dari teman sekelasmu. Ada yang
mengatakan, caper (cari perhatian)
hingga branding image agar terlihat
lebih pintar. Abaikan semua perkataan tersebut. Selain poin plus karena lebih aktif di kelas dibandingkan temanmu yang
lainnya. Kamu juga akan lebih dikenal
oleh dosen. Tugas seorang dosen tidak hanya mengajar di dalam kelas. Tetapi
harus melaksanakan tri dharma
perguruan tinggi (pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian
kepada masyarakat). Untuk poin penelitian dan pengabdian, dosen tentunya tidak
bisa melaksanakannya sendiri. Sehingga seringkali mengajak mahasiswanya sebagai
subjek pelaksana. Dosen tidak akan mempercayakan
proyek penelitiannya kepada mahasiswa yang malas-malasan. Beliau akan memilih
mahasiswa yang memiliki nilai lebih. Selain kamu tidak perlu pusing-pusing untuk menentukan topik untuk penelitian
skripsimu lagi. Biasanya kamu tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk melaksanakan penelitian. Karena pembiayaan berasal
dari dosen yang memiliki proyek atau paling tidak sebesar 50% bantuan dana. Jadi
kamu hanya modal pikiran dan fisik
saja. Lumayan kan? Mengurangi beban pengeluaran orang tuamu.
4. Atur Jadwalmu
Menjadi mahasiswa tingkat akhir, maka biasanya
kegiatanmu tak begitu padat lagi. Sudah tidak mengambil mata kuliah lain selain
yang mengulang. Sudah tidak disibukkan dengan rapat-rapat organisasi karena
demisioner (pergantian pengurus). Seharusnya waktu luangmu lebih longgar. Mungkin banyak yang lebih
memilih untuk bekerja part time. Hal
ini sangatlah dianjurkan, karena selain menambah penghasilan dan sumber dana
untuk penelitianmu. Kamu juga bisa memanfaatkan waktumu lebih baik daripada
lebih banyak menganggur di kamar kos. Namun karena terlalu lupa diri dan tuntutan
jam kerja. Akhirnya banyak yang keteteran
mengatur waktu untuk menyelesaikan studi. Pulang larut malam, lelah bekerja
langsung istirahat. Maka file skripsimu
hanya menjadi file kosong di laptopmu.
Jadi buatlah rincian kegiatanmu. Tentukan
mana yang menjadi prioritasmu. Bekerja boleh tetapi jangan sampai lupa dan
akhirnya mendapatkan surat DO (drop out).
Usahakan untuk bekerja cukup 5 jam sehari (maksimal) dan pilihlah shift di sore atau malam hari. Karena di
pagi atau siang harinya kamu harus merelakan waktu untuk membuat janji
bimbingan dengan dosen pembimbingmu. Buatlah
target kapan kamu harus menyelesaikan Bab 1, Bab 2 dan seterusnya.
5. Jangan Lupa Bahagia
Liburan disela Skripsi |
Menanggung beban sebagai mahasiswa veteran (masa
skripsi) tidaklah mudah. Menghadapi berbagai cobaan mulai dari judul skripsi
yang tidak di acc, variabel
penelitian yang beragam, kegagalan penelitian sehingga mengulangi dari awal,
masalah keuangan hingga takdir mendapatkan dosen pembimbing “killer”. Stress berat, apalagi menerima
pertanyaan kapan sempro (seminar proposal), semhas (seminar hasil) dan sidang/ujian
skripsi. Belum lagi pertanyaan kapan lulus atau kapan wisuda. Ingatlah bahwa semua manusia ditakdirkan untuk memiliki
rasa keingintahuan yang tinggi. Ada saja oknum-oknum yang mungkin tidak
sadar jika perkataannya sudah menyakiti hati. Atau orang-orang terlalu kepo ngakunya peduli. Biarkan harimau terus menggonggong! Jadikan
semua pertanyaan itu sebagai acuanmu untuk terus melangkah maju. Sering-sering
bertemu teman seperjuangan skripsi untuk saling berbagi keluh-kesah. Bukan
hanya sekadar nongkrong manja ya. Ajak temanmu untuk mengerjakan skripsi
bersama. Jangan sungkan untuk meminta bantuan jika merasa kesulitan. Kerja keras memang baik namun harus
dibarengi dengan kerja cerdas. Karena impian ingin segera lulus hingga kamu
mengesampingkan kebutuhan primer seperti makan. Bukannya cepat lulus, kamu
malah cepat mati, eh. Dan jangan ragu untuk berlibur disela-sela kepenatan yang
menghadang.
6. Sayangi Dosenmu Seperti Kamu Menyayangi Orang Tuamu
Membaca judulnya diatas kamu akan merasa sangat
keberatan bukan? Jujur sajalah.. Menyayangi dosen bukan bermaksud menaruh hati
padanya seperti kepada doi loh ya. Namun sayang karena perhatiannya.
Perhatian mencorat-coret laporan
skripsimu, mengingatkan jadwal bimbinganmu bahkan mengingatkan tenggat waktu agar
kamu segera lulus. Pada umumnya, syarat menjadi seorang dosen pembimbing adalah
dosen dengan pendidikan minimal S2. Bahkan ada beberapa perguruan tinggi yang
sudah mewajibkan lulus S3 jika ingin menjadi dosen pembimbing. Ingatlah
kembali, bahwa tugas dosen tidak hanya mengajar atau membimbing skripsimu. Beliau
harus melaksanakan tri dharma
perguruan tinggi. Belum lagi jika di rumah masih harus berurusan dengan permasalahan
rumah tangga mulai dari pasangan (suami/istri) hingga anak. Kamu harus tahu
bahwa dosen sangat sibuk. Jadi, kamu
jangan GR (gede rasa) dan merasa jika dosen terlalu mempersulitmu. Dosen mana
yang ingin mahasiswanya tidak lulus? Dosen juga akan memperoleh peringatan dari
petinggi kampus jika mahasiswa bimbingannya tidak segera lulus. Karena selain
mempengaruhi nama baik kampus, tentunya juga berpengaruh pada penurunan akreditasi.
Namun memang masih ada dosen yang menuntut kesempurnaan (perfeksionis). Jika
kamu ditakdirkan memperoleh dosen seperti itu. Seringkali menerima penolakan
proposal, bahkan judul saja beberapa kali di tolak. Maka jalan satu-satunya kamu harus peka dengan apa yang menjadi
keinginan dosenmu. Pepet terus dosenmu, bimbingan setiap hari. Karena lama-lama beliau akan
bosan menemuimu setiap hari. Kamu harus rela menurunkan egomu. Dan jangan lupa
selalu doakan dosenmu di sepertiga malam agar hatinya luluh. Jangan lupa
perhatikan penampilanmu saat akan bimbingan. Jelas harus rapi dan sopan. Jangan
sampai karena ngebut revisi sehingga
bangun kesiangan dan belum mandi, hmm. Kalau dosenmu masih saja tidak
meluluskanmu, bisa jadi kamu yang menjengkelkan. Atau karena terlalu sayang
maka kamu akan dijadikan mantu, eh.
Bercanda…
7. Jangan di Revisi?
Ingat lagi ya jika dosen hanyalah manusia biasa seperti
mahasiswanya. Bedanya beliau lahir lebih dahulu dan memiliki pengalaman yang
lebih. Sebagai manusia biasa, beliau pasti pernah lupa dan salah. Jika kemaren
beliau berkata A, sekarang berkata B dan besok berkata C. Terima saja, catat semua masukan yang disampaikan. Jika laporan skripsimu
menemui banyak coretan. Mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Namun
waktu deadline laporanmu masih
panjang. Maka sebaiknya kamu harus rajin merevisinya setiap hari. Terutama bagi
kamu yang memang perfeksionis, tidak akan kesulitan memperoleh banyak coretan
dari dosen. Tapi bagaimana jika waktu pengajuan sempro/semhas/sidang skripsimu sudah
semakin dekat. Maka sebaiknya kamu revisi
sebagian laporan skripsimu yang penting. Poin-poin yang memungkinkanmu
untuk “dibantai”. Dosenmu tidak hanya membimbing dirimu seorang. Beliau akan
membimbing belasan mahasiswa untuk angkatanmu. Belum lagi untuk seniormu yang
masih belum lulus juga. Jadi tidak perlu terlalu keras pada dirimu! Dan satu
lagi, jika dosenmu memberikan kritik dan saran. Jangan sampai kamu melawan ya.
Jangan sok tau! Karena dosen tidak menyukai
mahasiswa yang tidak mau diatur.
8. Datang ke Wisuda Teman
Ada yang mengatakan lulus tidak harus tepat waktu.
Namun sebaiknya lulus di waktu yang tepat. Yang menjadi pertanyaan adalah “apa indikator dari waktu yang tepat?”.
Jika kamu tidak dihadapkan permasalahan keuangan dan sebagainya yang kira-kira
akan menghambat kelulusanmu. Maka segeralah tuntaskan kewajibanmu untuk
menyelesaikan studi. Jangan jadikan alasan lulus di waktu yang tepat akan membuatmu
berleha-leha. Sering-seringlah datang
ke sempro/semhas/sidang/yudisium/wisuda teman-temanmu. Melihat euforia teman-temanmu yang telah memakai
toga akan meningkatkan rasa malumu. Iya malu, malu dong kenapa kamu kok
tidak segera lulus? Melihat teman-temanmu yang lulus akan menjadi semangat
tersendiri untuk segera menyusulnya.
9. Belajar Public
Speaking
Sebagus apapun skripsimu kalau presentasimu buruk maka
jangan harap dosen pengujimu akan terkesan. Alih-alih memperoleh nilai bagus.
Kamu benar-benar akan “dihajar” didalam ruang sidang dengan berbagai pertanyaan
yang tidak terduga. Jika cara presentasimu sebatas membaca PPT dan catatan. Hal
ini akan menunjukkan kurangnya kesiapanmu. Dosen akan menilaimu belum siap untuk
menghadapi sidang skripsi. Bisa jadi kamu akan gagal dan mengulang ujian
skripsi. Usahakan tenang, mengatur nafas
dan intonasi saat menyampaikan materi. Jika kamu menyampaikannya secara asik, dosen akan menganggapmu pandai
menguasai “panggung”. Cobalah belajar
presentasi di depan temanmu dan meminta kritik serta saran darinya. Saat menjawab
pertanyaanpun, kamu juga memperhatikan etika berbicara. Seperti mengucapkan
terima kasih untuk pertanyaan dosen penguji. Jangan memotong pembicaraan dosen,
karena kamu akan dianggap tidak sopan. Selain itu, Jangan bertele-tele saat menjawab pertanyaan. Usahakan berilah jawaban
yang padat dan jelas. Saat sidang skripsi, seringkali kamu akan memperoleh pertanyaan
yang tidak terduga. Jawablah dengan cara
yang berkelas a.k.a ngeles walaupun
sebenarnya kamu tidak mengetahui jawabannya. Misalnya, “terima kasih bapak
untuk pertanyaannya, selama saya menjalankan penelitan dan mengumpulkan
referensi dari berbagai sumber, variabel yang saya ketahui hanya berupa XX,
untuk variabel YY belum saya pahami lebih dalam, sehingga saya belum bisa memaparkan
jawaban yang sesuai,
10. Kerjakan!
Tidak peduli
seberapa bagus tulisan skripsimu. Tidak peduli sebanyak apapun
variabelmu. Seunik apapun penelitianmu. Dan se-bombastis apapun judul skripsimu. Semua itu sia-sia jika skripsimu tidak selesai. Skripsi yang baik adalah
skripsi yang selesai.
Referensi:
Kampusunj.com. 2016. Panduan skripsi yang wajib diketahui mahasiswa. https://kampusunj.com/panduan-skripsi/. Diakses pada 2 Januari 2020 pukul
16:00 WIB.
Comments
Post a Comment