Skip to main content

Elasmobranchii

 

Menulis Esai


esai
(Sumber: modifikasi www.pixabay.com)

Apakah esai sama dengan karya tulis ilmiah lainnya? Bagaimana penulisan esai yang benar? Essai atau essay atau esai? Lalu bagaimana cara menulis esai yang baik dan benar serta mudah? Yuk kita bahas satu persatu agar kamu lebih paham.
a.  Pengertian Esai
Esai adalah karya tulis atau karangan dalam bentuk prosa yang memaparkan tentang sesuatu masalah dari sudut pandang pribadi penulis secara lugas (KBBI). Kalimat sudut pandang pribadi penulis perlu digarisbawahi. Artinya antara penulis yang satu dengan penulis yang lainnya akan memiliki gaya kepenulisan yang berbeda. Tidak ada patokan resmi kepenulisan esai yang baku. Jadi kamu bisa berkreasi dengan karya tulismu sendiri tanpa perlu melihat standar yang ditentukan. Namun bagi kamu yang masih pemula dalam menulis esai. Pemaparan dibawah ini akan sedikit membantumu untuk memulai.

b.  Perbedaan Esai dengan Karya Tulis Lainnya
Banyak sekali jenis karya tulis yang dikenal. Tidak hanya esai, adapula karya tulis ilmiah, PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), skripsi dan masih banyak yang lainnya. Namun ada beberapa hal yang membedakan esai dengan karya tulis semacamnya, yaitu:
·      Jumlah kata (500-2000 kata)
Jumlah kata yang cukup sedikit dibandingkan karya tulis lainnya ini diakibatkan oleh tujuan dari penulisan esai. Menulis esai umumnya hanya untuk menyampaikan pendapat dari penulis. Entah itu dari sudut pandang ilmiah maupun diselingi dengan opini pribadi. Isi esai cukup ringkas karena memaparkan informasi secara lugas dan padat.
·      Terdiri dari tiga bagian dalam bentuk paragraf
Jika karya tulis ilmiah terdiri dari bab 1 yang berisi pendahuluan hingga sampai bab lampiran. Skripsi dengan metode penelitian yang wajib dipaparkan secara rinci. Berbeda dengan esai yang hanya berisi awalan, isi dan penutup.
·      Opini penulis lebih menonjol
Seperti yang telah dikatakan diawal. Penyampaian informasi berdasarkan sudut pandang penulis. Jadi sangatlah jelas bahwa opini penulis lebih menonjol dibandingkan sumber referensi yang disertakan. Penulis sebagai peneliti sekaligus pemberi informasi.
·      Gaya bahasa
Ada penulis yang lebih menyukai gaya bahasa baku dan formal. Adapula penulis yang lebih menyukai menulis menggunakan bahasa sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kedua pilihan ini boleh digunakan asal sesuai tujuan dari penulisan esai. Jika esai ditujukan untuk lomba yang diadakan institusi pendidikan, tentulah menggunakan bahasa yang formal. Namun jika esai ditujukan untuk menyampaikan opini semata, penggunaan bahasa yang mudah dipahami akan lebih disarankan.

Baca Juga : Cacing Laut Siasia

c.  Cara Menulis Esai
1.   Tentukan tema
Pemilihan tema lebih mengarah pada permasalahan yang sedang dialami saat ini, yaitu SDG’s. SDGs adalah program pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati oleh negara-negara di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target terukur untuk dapat dicapai pada tahun 2030. SDGs ini disepakati pada tanggal 21 Oktober 2015 untuk menggantikan program sebelumnya yakni Millennium Development Goals (MDGs) yang targetnya selesai pada tahun 2015. Pada dasarnya tujuan SDGs dan MDGs ini sama, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dunia, salah satunya di Indonesia. Tema inovasi untuk mewujudkan Sustainable Development Goals 2030 diantaranya:
-  Agrokompleks
-  Sosial Ekonomi
-  Pangan
-  Lingkungan Hidup
-  Kesehatan
-  Energi.

2.   Lakukan penelitian
Esai memang lebih menonjolkan opini penulis. Namun bukan berarti penulis hanya asal-asalan dalam mengemukakan pendapatnya. Penulis harus mengantongi banyak informasi sebagai modal untuk menulis secara bijak. Setelah menentukan tema yang ingin diangkat dalam sebuah karya tulis. Penulis harus menentukan penelitian yang sesuai dengan topik. Ada dua jenis penelitian, yaitu:
-     Langsung
Survei lapang, studi kasus dan observasi. Baik itu penelitian dalam skala laboratorium hingga survei lapang berhadapan langsung dengan komunitas di masyarakat.

survei lapang

-     Teoritis
Mencari informasi sudah sangatlah mudah di era digital saat ini. Namun kamu harus memilih media informasi yang kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Diantaranya jurnal, buku dan sumber referensi lainnya yang bisa kamu jadikan sumber informasi.
Contoh:
Ekosistem mangrove yang terdapat di Pantai Bentar juga dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk menarik wisatawan. Selain untuk menarik wisatawan ekosistem mangrove juga bermanfaat untuk mengurangi terjadinya abrasi. Masyarakat sekitar pantai membangun jembatan kayu sepanjang 50 meter yang menjorok ke tengah laut dan terhubung dengan ekosistem mangrove yang lebat sehingga dijadikan sebagai spot yang paling baik untuk melakukan foto (Haryanti dan Novidariyanti, 2018).

3.   Membuat outline
Outline digunakan untuk menyusun ide-ide yang ingin diungkapkan. Selain itu, dengan outline tulisan tidak akan keluar dari ide atau tema. Dengan mempersiapkan outline, kamu akan lebih mudah menyelesaikan tulisanmu. Struktur penulisan esai terdiri dari:
-     Awalan
Buatlah bagian awal dari tulisan baik berupa latar belakang maupun topik permasalahan yang diangkat. Bagian ini juga bisa dimunculkan dengan statement.
Contoh:
Selama ini kita melihat laut sebagai perairan berwarna biru, indah dan banyak kapal besar yang lalu lalang. Namun, setelah menjadi Menteri, saya mulai menyadari ternyata keindahan laut Indonesia, tak seindah pada yang nampak di mata. Begitu kompleks persoalan yang ada di dalamnya. Begitulah pernyataan yang disampaikan Bu Susi Pudjiastuti.
-     Isi
Isi merupakan penjabaran secara runtut.
Contoh:
Konsep Wisata Halal
Konsep Halal Tourism atau Pariwisata Halal sendiri merupakan konsep pariwisata yang memfokuskan pada nilai-nilai syariah islam. dalam eksistensinya. Tidak adanya aktivitas-aktivitas yang mengganggu dalam hal beribadah dan menjalankan syariat islam, seperti tidak disediakannya minuman-minuman yang dilarang dalam agama Islam, ataupun tempat-tempat semacam diskotik (Sarah, 2018).
-     Penutup
Penutup berupa kesimpulan serta saran dengan bahasa semenarik mungkin.
Contoh:
Kita ketahui bahwa persoalan mengenai sampah terutama penanganannya akan berhubungan langsung dengan berbagai stakeholder mulai Balai Lingkungan Hidup (BLH), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan lainnya. Konsepsi kampanye melalui media sosial dapat dijadikan alternatif untuk menunjukkan sisi kepedulian kita terhadap lingkungan. Tapi tanpa aksi nyata itu semua tak ada gunanya, hanya omong kosong belaka. Sebelum mengajak orang lain. Ayo kita beri contoh dengan lakukan kebiasaan baik terhadap lingkungan. Salah satunya kurangi penggunaan plastik.

4.   Kerjakan !!!!
Talk less do more! Jangan menunda pekerjaan. Cobalah menulis di buku catatanmu, aplikasi note di smartphone ataupun di laptop. Catat semua ide yang membayangi pikiranmu. Dan buatlah rinian-rincian apa saja yang ingin disampaikan.

5.   Membuat judul yang menarik
Judul adalah penentu dari sebuah tulisan. Judul yang unik akan membuat si pembaca penasaran untuk lebih memahami isi tulisan.
Contoh:
KAMPANYE DI MEDIA SOSIAL? EFEKTIFKAH?
Oleh: Melynda Dwi Puspita
“SI HITAM NAN MANIS (BAU AMIS)”
Oleh: Melynda Dwi Puspita
Karya ini Disusun untuk mengikuti Lomba Esai Nasional 2019
TAKUT SALAH KALAU MAU BILANG DIJAJAH SAUDARA SENDIRI
Oleh: Melynda Dwi Puspita

TIPS DAN TRIK MENULIS ESAI
1.   Esai akan jauh lebih baik dengan diksi yang tepat
Pemilhan kata yang baik akan membuat pembaca lebih tertarik dengan karya tulis yang dibaca.
Contoh:
Tak perlu ditanya lagi seberapa luas wilayah pesisir di Indonesia. Seperti salah satu lagu nasional dengan lirik “Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, sambung-menyambung menjadi satu, itulah Indonesia”. Bisa dibayangkan luasnya wilayah lautan Indonesia. Jangan ditanya lagi seberapa banyak jumlah produksi perikanannya. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan bahwa produksi perikanan tangkap Indonesia tahun 2017 mencapai 3,35 juta ton. Belum perikanan budidaya yang juga digadang-gadang oleh Pemerintah kita, dari tambak skala industri hingga kolam kecil skala rumah tangga. Bila di rupiahkan, jelas sudah hasilnya mampu menghidupi anak cucu hingga 7 turunan.

2.   Ketahui siapa pembaca esaimu
Apakah pembacamu dari kalangan akademisi atau masyarakat?

3.   Sertakan gambar atau data lainnya yang dapat memperkuat esaimu
Gambar-gambar dan tabel data juga bisa disertakan namun tetap menyertakan sumber.
meme ternak lele

4.   Sertakan sumber referensi
Contoh:
Haryanti, T. U. dan E. Novidariyanti. 2018. Peranan pantai dalam kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Jember. 12-16.

5.   Jangan berhenti ditengah jalan
Seringkali saat menulis, kamu akan tergoda untuk membacanya dari awal. Karena merasa ada yang kurang ataupun terlupa bahkan perasaan kurang sreg. Akhirnya kamu berusaha memperbaiki tulisanmu dari awal dan berhenti saat tulisanmu belum mencapai akhir. Jangan lakukan itu!! Kamu sering mengkhawatirkan kualitas tulisanmu. Padahal setiap orang pasti melakukan salah dan lupa. Dan tentunya tidak ada sesuatu yang sempurna kecuali Tuhan, termasuk karya tulismu. Karena keterbatasan ingatan manusia. Maka kamu akan lupa dengan apa yang ingin kamu tulis selanjutnya. Lebih baik selesaikan menulis hingga akhir lalu lakukan proses editing di akhir.

6.   Perbanyaklah waktu membaca
Walaupun kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang sungguh berat untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya minat literasi Bangsa Indonesia. Jadi berubahlah dari sekarang. Dengan bertebarannya pilihan untuk memperoleh informasi mulai dari buku hingga internet. Tentunya hal ini akan semakin mempermudah kita. Percayalah bahwa dengan membaca dapat meningkatkan pembendaharaan kata. Sehingga saat proses menulis, kamu tidak akan kesulitan untuk menemukan kata yang tepat untuk diungkapkan.

Referensi:
Sarah, O. 2018. Kebijakan halal tourism sebagai strategi peningkatan foreign direct investment bidang kepariwisataan di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Program Studi Hubungan Internasional Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pendinginan Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Setelah meratifikasi Montreal Protocol pada tahun 1992 dan Kyoto Protocol pada tahun 1996, Indonesia juga tidak luput dari permasalahan global yang dihadapi oleh industri pendinginan dunia sebagai dampak dari kedua perjanjian internasional di atas. Dengan demikian, penelitian di bidang refrigeran dan pendinginan sangat penting dan bermanfaat dilakukan di Indonesia. Jenis refrigeran yang cocok diteliti kemungkinan pemakaiannya di lndonesia adalah refrigeran hidrokarbon, karena selain bersifat alami (natural) hidrokarbon juga tersedia sebagai sumber daya alam yang relatif besar. Penggunaan refrigeran hidrokarbon juga dapat menghemat energi bila dibanding refrigeran R12 (Maclaine dan Leonardi, 1997 dalam Sihaloho dan Tambunan, 2005 ). Aisbett dan Pham (1998) dalam Sihaloho dan Tambunan (2005) menyatakan bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran pengganti CFC dan HFC dapatmemberikan penghematan biaya yang signifikan untuk

Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

1.   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kekayaan alam laut Indonesia yang luas berpotensi menghasilkan hasil laut yang beraneka ragam dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 6,26 juta ton per tahun. Hasil produksi perikanan laut ( marine fisheries ) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mencapai 3,24 %, dimana pada tahun 2012 hasil produksi ikan laut sebanyak 5.829.194 ton. Hasil laut terutama ikan diolah untuk menjadi bahan pangan masyarakat (Purba et al., 2015). Tingkat konsumsi ikan Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 35,62 kilogram per kapita dari tahun 2012, yaitu sebanyak 33,14 kilogram per kapita (Purba et al., 2015). Indonesia memiliki wilayah perairan tropis yang terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia.Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90%) hidup di p

Enzim Transferase

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan enzim (sekitar 90%) dari luar negeri. Dari aspek pasar, kebutuhan enzim di Indonesia terus meningkat sebagaimana dapat dilihat dari nilai impor. Menurut Badan Pusat Statistik, impor untuk produksi farmasetika tahun 2007 adalah sebesar 2,988 trilyun rupiah, tahun 2008 menjadi 3,391 trilyun rupiah dan pada tahun 2011 diperkirakan menjadi 4,55 trilyun rupiah. Kebutuhan enzim dunia terus meningkat yaitu sebesar 6,5% per tahun dan menjadi $5,1 miliar pada tahun 2009 (Trismilah et al. , 2014).   Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim (Indah, 2004). E