Katanya Keluarga |
Menjadikan keluarga sebagai
tempat berlindung. Tempat perlindungan pertama dalam menghadapi kerasnya dunia.
Di saat tak ada seorangpun yang peduli, keluarga adalah manusia-manusia yang
mampu menerima apa adanya. Keluarga adalah
segalanya. Oh begitu…
Menyimpan duka selama bertahun-tahun
hingga terhitung belasan tahun lamanya. Mengubur dalam-dalam kesedihan, kekecewaan
dan kemarahan. Demi membuat segalanya tetap berjalan baik-baik saja sebagaimana
mestinya. Merelakan hati kecil tak berdaya yang nampak kuat beradu akting. Menyimpan
air mata tetap membeku di dalam kelenjarnya. Menyembunyikan raut muka dengan
topeng panggung kehidupan. Menutupi kecacatan hati dengan gimik lelucon. Namun
matamu tak dapat berbohong.
Baca Juga : Memimpin Dipimpin
Membiarkan bangkai telah terkubur
bersama kesedihan. Nyatanya tulang belulangnya tak dapat hancur begitu saja. Mengijinkan
ia muncul ke permukaan. Dan akhirnya apa yang diduga-duga selama ini
benar-benar terjadi.
Kamu gobl*k
Kamu bodoh
Kamu gila
Kamu gak pernah bersyukur
Masalahmu tak lebih besar
darinya
Menyimpan segala kesukaran
hidup dan mempercayakan kepada orang yang dirasa tepat. Tempat yang katanya setiap
orang kembali tetapi tak berfungsi sebagaimana desas-desus beredar. Akhirnya
angin bertiup lebih kencang, hujan semakin deras, petir menyambar, badai terus
bergejolak. Rapuh, hancur dan tak berdaya. Lantas apakah makna kehidupan? Apa
makna dibalik takdir kelahiran dan kehidupan? Tak berhak untuk bahagia? Membuka
hati pada tempat yang katanya tepat namun malah begini jadinya. Kamu memang
bodoh.
Comments
Post a Comment