Seminar Hasil |
Skripsi? Siapa sih pelopornya? Pasti jutaan mahasiswa di
Indonesia juga sebel haha…
Mata kuliah dengan 6 sks ini memang benar-benar
menguras air mata dan energi. Mulai dari ganti judul berkali-kali hingga mengeluarkan
uang yang tidak sedikit untuk menambah variabel. Bukan ratusan ribu lagi tetapi
jutaan rupiah. Pusing kepala, sempat ingin bekerja untuk mencari uang. Sayang,
orang tua tak mengizinkan, aku manut sajalah. Daripada nanti takutnya skripsiku
akan bermasalah jika tidak memperoleh restu orang tua. Penderitaan itu tak
sepenuhnya selesai. Belum lagi data yang error dan jam konsultasi yang tak
menentu. Hampir setiap hari ke kampus dari pukul 7 pagi hingga 4 sore menunggu
ketidakpastian. Jam makan dan tidur menjadi tak karuan. Segala urusan
dikesampingkan, yang penting aku harus bisa lulus tepat waktu. Hanya itu
targetku saat memasuki musim perskripsian. Belum lagi menghadapi netizen-netizen
nyinyir yang tanya kapan lulus, gimana skripsinya dan lain-lain. Hmmm, bosan
rasanya. Seumur-umur aku gak pernah tanya masalah skripsi ke kakak tingkat,
karena aku tau skripsi adalah hal yang sangat sensitif. Tapi bukannya sama, malah sebaliknya yang aku terima. Yang
paling nylekit sih saat aku kembali
ke Malang. Kurang lebih H+7 libur hari raya, aku mengerjakan skripsiku di
Malang. Karena jika aku mengerjakan di rumah, di Probolinggo akan terganggu
dengan keponakanku. Ada adik tingkat yang tanya kapan lulus? Ku jawab masih diusahakan,
masih mengerjakan skripsi. Bukannya menyemangati atau memilih diam. Malah dijawab dengan nyinyir, ‘Terus ngapain ke
Malang? Gak ada gunanya dong haha”. Allahu Akbar, apalagi ini, mungkin niatnya
bercanda, tapi gak tau kalau kalimat itu sangat menyakitkan bagi pejuang skripsi. Maka ku jawab begini, “Nanti kalau tiba
saatnya kamu berada pada fase skripsi dan cobaanmu lebih berat dibandingkan
aku, maka aku yang akan tertawa pertama kali dan paling keras”. Kesel ih,
maafkan aku.. :/
Bimbingan Skripsi |
Baca Juga : Mahasiswa Kelautan Abal-Abal
21 Mei 2019 akhirnya aku, Nurul dan Nessa, my great team
bisa semhas (seminar hasil). Tak ada
raut kebahagiaan yang nampak dari wajahku. Karena akan ada tantangan lebih
besar kedepannya, yaitu sidang skripsi.
Akibat terpotong waktu libur hari raya idul fitri, maka lumayan molor waktu
antara semhas ke sidang skripsiku. Belum lagi harus berbagi jadwal dengan 13
teman yang satu dosen pembimbing denganku. Akhirnya tiba saatnya aku mempertanggungjawabkan
hasil penelitianku di depan dua dosen penguji dan dua dosen pembimbing. Tepatnya
pada tanggal 24 Juni 2019. Deg-degan? Gak usah ditanya deh. Kalau boleh
pingsan, pasti aku pingsan :D. Bukannya pingsan, aku malah banyak tertawa dan
senyum saat proses tanya jawab. Mengapa? Karena pertanyaannya diluar dugaan,
aku hanya bisa senyum saat tak bisa menjawab hahaha.
Yudisium |
Penderitaanku tak berhenti begitu saja. Kalau kata
Arwin, temanku, “hidupmu banyak sekali cobaannya, kalau aku jadi kamu mungkin
belum tentu kuat”. Ngenes banget hidupku :’). Dengan segala cobaan maka manusia
menjadi semakin kuat!! Hidup kalau gak
ada tantangannya, kurang greget!! Itu yang selalu kukatakan kepada
teman-temanku. Setelah sidang skripsi aku tidak bisa bahagia. Ternyata banyak yang
harus diperbaiki dari laporanku. Judulpun masih harus dirombak huhu. Revisi
hampir mencapai 50%. Konsultasi pada dosen pembimbing dan dosen penguji maksimal
dua minggu setelah sidang skripsi. Jika tidak, nilaiku akan terancam turun satu
grade. Revisiku sangat banyak, rasanya aku tidak mampu. Namun dengan niat, ku
berusaha mengerjakan revisi bahkan setelah sidang skripsi aku langsung
mengerjakan. Setiap harinya aku mengerjakan di dalam kamar kos, makan sehari
hanya sekali jika sempat, tidur maksimal 5 jam. Jangan ditiru ya, nanti kena
serangan jantung :/. Alhamdulillah dalam waktu seminggu revisiku selesai.
Kebahagiaan belum muncul juga, Aku harus berhadapan dengan artikel. Revisi mencapai
tujuh kali. Sedangkan batas pendaftaran yudisium akhir semester 8 adalah
tanggal 20 Juli 2019. Dengan segala usaha dan doa akhirnya aku bisa
melaksanakan yudisium pada tanggal 24 Juli 2019.
Terima kasih Bu Hartati dan Bu Dayuti atas bimbingan
luar biasamu…
Terima kasih Nurul, Nessa, Fahmi, Nia, Wirda, CL, Kurnia,
Hakim, Mulki, Radik, Widya, Dewi, Dian dan Jasmine…
Semoga kita dapat bertemu lagi dengan kesuksesan di
tangan versi kita masing-masing…
Comments
Post a Comment