Skip to main content

Elasmobranchii

 

Mahasiswa Kelautan Abal-Abal

penanaman mangrove
Penanaman Mangrove

Lamun? Melamun?
Ini saatnya menceritakan pengalaman mendapatkan previllage dari Climate Influencer Meeting. Kegiatan ini dilaksanakan di Kepulauan Seribu, tepatnya Pulau Tidung. Sayangnya, seluruh rekan satu timku, Kak Teti, Kak Delvi dan Kak Putri berhalangan hadir. Berangkat dengan modal “nekat” lagi. Bingung mencari tempat penginapan. Akhirnya aku menginap di rumah salah satu temanku yang sangat baik, Annisa. Rumahnya di Tangerang, lumayan jauh memang. Tapi mau bagaimana lagi, tidak sanggup rasanya kalau harus menghadapi kerasnya Ibukota Jakarta sendirian. Perjalanan ku lalui dengan menaiki busway dari pukul setengah lima hingga pukul delapan pagi. Titik kumpul di Ancol. Aku berkenalan dengan semua peserta yang lain. Sambil menunggu kapal laut yang akan membawa kami menyebrangi lautan Jakarta, Ada yang kuliah peternakan, kimia, hukum, fisika, metereologi bahkan sejarah. Wah, sungguh beragam. Namun yang paling mendominasi adalah jurusan ilmu kelautan bahkan oseanografi. Duh, aku yang THP merasa nyasar disini..

pulau tidung
Pulau Tidung

Perjalanan menggunakan kapal laut sekitar 2 jam. Sesampainya di Pulau Tidung Besar, aku kira akan mendirikan tenda. Ternyata dugaanku salah, kami tidur di sebuah villa. Hihi seneng juga, karena lumayan lelah perjalanan dari Malang. Kami tak bisa berleha-leha, hanya sebatas meletakkan barang bawaan. Selanjutnya kami menuju Pulau Tidung Kecil dengan berjalan kaki. Lumayan jauh tempatnya. Disana kami diberi pengetahuan mengenai mangrove. Mungkin hal itu sudah biasa. Ada satu lagi, kami dikenalkan dengan lamun (seagrass). Bukan hal baru bagiku, walaupun aku bukan mahasiswa kelautan. Tak hanya sebatas teori, kami terjun langsung menuju bibir pantai. Menanam mangrove dan menanam lamun. Baru kali ini aku menanam lamun.. Juga bersih-bersih pantai.



3r sampah
3R Sampah

Di malam harinya, kami mempresentasikan hasil kreasi recycle barang-barang bekas. Ku kira akan berlangsung serius, tetapi aku salah besar. Mereka semua sangat kocak, humoris, perutku sampai sakit dibuatnya karena terus tertawa. Selanjutnya kegiatan malam itu ditutup dengan menyanyi lagu dangdut bersama. Sungguh mengasyikkan, melupakan skripsi sejenak :D.

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pendinginan Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Setelah meratifikasi Montreal Protocol pada tahun 1992 dan Kyoto Protocol pada tahun 1996, Indonesia juga tidak luput dari permasalahan global yang dihadapi oleh industri pendinginan dunia sebagai dampak dari kedua perjanjian internasional di atas. Dengan demikian, penelitian di bidang refrigeran dan pendinginan sangat penting dan bermanfaat dilakukan di Indonesia. Jenis refrigeran yang cocok diteliti kemungkinan pemakaiannya di lndonesia adalah refrigeran hidrokarbon, karena selain bersifat alami (natural) hidrokarbon juga tersedia sebagai sumber daya alam yang relatif besar. Penggunaan refrigeran hidrokarbon juga dapat menghemat energi bila dibanding refrigeran R12 (Maclaine dan Leonardi, 1997 dalam Sihaloho dan Tambunan, 2005 ). Aisbett dan Pham (1998) dalam Sihaloho dan Tambunan (2005) menyatakan bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran pengganti CFC dan HFC dapatmemberikan penghematan biaya yang signifikan untuk

Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

1.   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kekayaan alam laut Indonesia yang luas berpotensi menghasilkan hasil laut yang beraneka ragam dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 6,26 juta ton per tahun. Hasil produksi perikanan laut ( marine fisheries ) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mencapai 3,24 %, dimana pada tahun 2012 hasil produksi ikan laut sebanyak 5.829.194 ton. Hasil laut terutama ikan diolah untuk menjadi bahan pangan masyarakat (Purba et al., 2015). Tingkat konsumsi ikan Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 35,62 kilogram per kapita dari tahun 2012, yaitu sebanyak 33,14 kilogram per kapita (Purba et al., 2015). Indonesia memiliki wilayah perairan tropis yang terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia.Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90%) hidup di p

Enzim Transferase

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan enzim (sekitar 90%) dari luar negeri. Dari aspek pasar, kebutuhan enzim di Indonesia terus meningkat sebagaimana dapat dilihat dari nilai impor. Menurut Badan Pusat Statistik, impor untuk produksi farmasetika tahun 2007 adalah sebesar 2,988 trilyun rupiah, tahun 2008 menjadi 3,391 trilyun rupiah dan pada tahun 2011 diperkirakan menjadi 4,55 trilyun rupiah. Kebutuhan enzim dunia terus meningkat yaitu sebesar 6,5% per tahun dan menjadi $5,1 miliar pada tahun 2009 (Trismilah et al. , 2014).   Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim (Indah, 2004). E