Skip to main content

Elasmobranchii

 

Satu Meja

melynda dwi puspita
Melynda Dwi Puspita

Ada sebuah event yang diadakan NGO (Non Government Organization), yaitu Climate Institute. Organisasi ini sering banget mengadakan workshop mengenai perubahan iklim dan always gratis. Jika ada Climate Institute, pasti ada FNF Indonesia (apa itu? Kalau kepo, cek aja instagramnya). Event itu bisa dikatakan semacam workshop bersama orang-orang keren, yaitu Climate Influencer Meeting. Mulai dari selebgram, ecopreneur, environmentalist, L-Men, Putri Pariwisata dan Putri Indonesia. Workshop ini fully funded gak seperti event mereka sebelumnya. Bahkan sampai biaya ojek pun juga dibayarin. Sebelumnya kegiatan ini direncanakan berlokasi di Yogyakarta namun akhirnya berpindah ke Bandung. Aku sangat tertarik dengan isu lingkungan. Gak berharap banyak sih, siapalah aku?

peserta climate influencer meeting
Peserta Climate Influencer Meeting

Pengumuman peserta yang lolos divisualisasikan dalam foto bertwibbon di instagram. Kulihat, yang lolos tuh orang-orang keren, followernya buanyak banget. Aku yang cuma punya follower 1000 an bisa apa haha. Apalagi aku cuma mahasiswa biasa, hanya butiran pasir pantai, jelas semakin pesimis dong. Dan boom ternyata aku lolos. Kaget banget dong, siapa aku??? Melihat daftar pesertanya jadi gak PD. Tapi jujur aja, karena pingin ketemu Stuart Collin, aku memberanikan diri untuk berangkat wkwk.

climate influencer meeting
Climate Influencer Meeting


Sayang sekali Stuart Collin berhalangan hadir. Aku gak jelas ya? :D oke skip. Acara ini diisi oleh Kemenkumham dan Staf Presiden. Keren banget deh pokoknya. Hingga akhir acara, kami diberi tugas membuat video edukasi dan bersifat persuasif. Gak nyangka banget aku satu tim sama Kak Delvia (Putri Pariwisata) dan Kak Bastian (L-Men DKI Jakarta) juga Kak Putri dari Climate Institute. OMG… Semakin ngerasa kecil banget… Satu meja dengan mereka, deg-degan banget ya jelas… Aku siapa? Gak nyangka mereka sangat ramah dan baik banget. Aku yang gak tau basic akting, namun mereka gak pelit berbagi ilmunya. Kami mendapat topik urban farming. Uh, kami pusing karena tak ada diantara kami yang berasal dari bidang ilmu pertanian. So, mau gak mau kami mempelari teori mengenai urban farming. Kemampuan editing video yang pas-pasan juga. Kami pasrah saja yang penting jadi videonya. Dan saat pengumuman juara, gak nyangka tim kami juara. Seneng banget… Kepo video kami cek Youtube Melynda. Keuntungan menjadi pemenang adalah kami mendapatkan previllage (bener gak sih tulisannya? :D) tanpa seleksi dalam event Climate Institute berikutnya. Huhu seneng banget. Jangan dilihat enaknya aja, memiliki beban berat karena menyandang gelar Climate Influencer. Jadi sekarang apa yang bisa diberikan untuk lingkungan?

#UbahPerilaku

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pendinginan Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Setelah meratifikasi Montreal Protocol pada tahun 1992 dan Kyoto Protocol pada tahun 1996, Indonesia juga tidak luput dari permasalahan global yang dihadapi oleh industri pendinginan dunia sebagai dampak dari kedua perjanjian internasional di atas. Dengan demikian, penelitian di bidang refrigeran dan pendinginan sangat penting dan bermanfaat dilakukan di Indonesia. Jenis refrigeran yang cocok diteliti kemungkinan pemakaiannya di lndonesia adalah refrigeran hidrokarbon, karena selain bersifat alami (natural) hidrokarbon juga tersedia sebagai sumber daya alam yang relatif besar. Penggunaan refrigeran hidrokarbon juga dapat menghemat energi bila dibanding refrigeran R12 (Maclaine dan Leonardi, 1997 dalam Sihaloho dan Tambunan, 2005 ). Aisbett dan Pham (1998) dalam Sihaloho dan Tambunan (2005) menyatakan bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran pengganti CFC dan HFC dapatmemberikan penghematan biaya yang signifikan untuk

Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

1.   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kekayaan alam laut Indonesia yang luas berpotensi menghasilkan hasil laut yang beraneka ragam dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 6,26 juta ton per tahun. Hasil produksi perikanan laut ( marine fisheries ) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mencapai 3,24 %, dimana pada tahun 2012 hasil produksi ikan laut sebanyak 5.829.194 ton. Hasil laut terutama ikan diolah untuk menjadi bahan pangan masyarakat (Purba et al., 2015). Tingkat konsumsi ikan Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 35,62 kilogram per kapita dari tahun 2012, yaitu sebanyak 33,14 kilogram per kapita (Purba et al., 2015). Indonesia memiliki wilayah perairan tropis yang terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia.Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90%) hidup di p

Enzim Transferase

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan enzim (sekitar 90%) dari luar negeri. Dari aspek pasar, kebutuhan enzim di Indonesia terus meningkat sebagaimana dapat dilihat dari nilai impor. Menurut Badan Pusat Statistik, impor untuk produksi farmasetika tahun 2007 adalah sebesar 2,988 trilyun rupiah, tahun 2008 menjadi 3,391 trilyun rupiah dan pada tahun 2011 diperkirakan menjadi 4,55 trilyun rupiah. Kebutuhan enzim dunia terus meningkat yaitu sebesar 6,5% per tahun dan menjadi $5,1 miliar pada tahun 2009 (Trismilah et al. , 2014).   Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim (Indah, 2004). E