Skip to main content

Elasmobranchii

 

Dibalik Pesona Ombak Pantai Wedi Awu

pantai wedi awu
Pantai Wedi Awu

Pantai Wedi Awu terletak di Kecamatan Tirtoyudo. Masih belum banyak orang yang mendengar keelokan pantai ini, termasuk diriku. Pengalaman pertama berkunjung kesana diberikan kepadaku karena mengikuti proyek pengabdian dosen pembimbing skripsiku, Bu Hartati. Juga ada Pak Maftuch dan Pak Syihab sebagai anggota tim. Pak Maftuch juga mengajak rekan seorganisasinya. Ada yang pengusaha bahkan pilot. Mereka keren banget deh!! (semakin ngerasa jadi butiran pasir hmmm). Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan pengolahan sumberdaya perikanan. Yaitu membuat abon ikan dengan substitusi jantung pisang. Terdengar sederhana memang, namun proses pelaksanaannya yang berat. Terjun langsung ke dalam lingkungan warga pesisir pantai.  

pengabdian masyarakat
Pengabdian Masyarakat

Sungguh pengalaman tak berharga. Aku bersama Nurul, Nessa dan Roi sangat diterima dengan baik dalam lingkungan mereka. Perjalanan cukup berat, jalan berkelok-kelok, penerangan sangat minim dan disuguhi tebing serta jurang di kanan-kiri jalan. Jika sopir lengah sedikit, jelas selesai sudah perjalanan hidupku. Kami tinggal di rumah salah satu warga yang cukup dihormati, yaitu Pak Slamet. Selain mencari ikan, beliau juga mempoduksi minyak cengkeh (kalau gak salah, maaf lupa :’)). Selama tiga hari dua malam kami berada disana. Bermain bersama anak Pak Slamet, yaitu Didu yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun ia telah berprestasi sejak dini dengan memenangkan kompetisi sepatu roda hingga tingkat provinsi. Ibu-ibu disana sangat ramah dan baik, Bahkan kami dibawakan oleh-oleh pisang, keripik pisang, kelapa, pete dan salak hasil perkebunan mereka sendiri. Ada satu hal yang cukup “unik” mungkin kalau dikatakan. Ku kira pernikahan dini sudah semakin berkurang. Tapi ternyata disana ibu-ibunya masih seumuran denganku. Bahkan sudah ada yang memiliki dua anak. So, mereka sangat welcome kepada kami. Mungkin kami sudah dianggap seperti adik sendiri 😊

main di pantai
Main di Pantai

Baca Juga : Berasa Jadi Dokter

Berada di ujung timur Kabupaten Malang, memang semestinya beberapa fasilitas cukup kurang. Termasuk sinyal gak ada sama sekali dong. Bahkan yang katanya, kartu T*lk*ms*l bisa menjangkau pelosok negeri pun tak ada. Mau menelpon ibuku saja, aku harus mencari spot yang katanya ada sedikit sinyal. Ada untungnya juga, kehidupan di kota yang tidak lepas dari teknologi termasuk gadget. Akhirnya kebiasaan ini kami tinggalkan saat itu, lumayan hemat kuota dan baterai hp awet banget dong. Heran banget, warga disana bisa kuat tanpa sinyal, kalau kami mungkin tak bisa hidup :’). Hampir setiap hari mati lampu. So mau gak mau harus banyak ngobrol dan berinteraksi daripada kebiasaan memegang hp. Kesempatan tinggal di pesisir pantai tak kami lewatkan begitu saja. Setiap pagi dan petang kami pasti ke pantai. Sebatas menikmati semilir angin dan menyaksikan bapak-bapak nelayan mendorong kapal ke darat. Bermain gitar milik Pak Slamet sambil menyanyikan lagu yang chordnya masih ku ingat. Menikmati pop mie yang kami beli di toko terdekat. Tak ada keinginan untuk membasahi diri di pantai. Karena kesalahanku, membawa baju yang hanya cukup untuk dua hari saja. Tapi air laut yang menggiurkan itu, tak bisa menahanku. Jelas nyemplung ke air wkwk… Tak seperti pantai lain yang ada di Malang. Pantai Wedi Awu memiliki ombak yang cukup besar sehingga pastinya sangat disukai peselancar. Anak kecil disana sudah pandai menari di atas papan selancar. Ih aku gak bisa, jadi malu. Karena medan yang cukup berat, pantai ini sangat minim pengunjung. Tapi itu yang aku suka, serasa pantai milik pribadi dong. But, dengar-dengar katanya sekarang sedang gencar dipromosikan Pantai Wedi Awu sebagai salah satu destinasi wisata Kabupaten Malang yang wajib dikunjungi. Hmmm, seneng sekaligus sedih sih. Senengnya pasti perekonomian warga disana akan meningkatnya. Kabar buruknya, ditakutkan hilangnya keasrian Pantai Wedi Awu. Tau sendiri kan banyak pengunjung yang “alay”, tidak mementingkan nasib lingkungan. Cuma sekedar dapat foto bagus, panjat sosial di medsos dan buang sampah sembarangan. Jangan sampai itu terjadi, deh, aamiin.. Ya Allah, aku sungguh merindukan momen itu, aku sungguh merindukan mereka. Seandainya aku diberikan kesempatan lagi untuk berkunjung…

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pendinginan Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Setelah meratifikasi Montreal Protocol pada tahun 1992 dan Kyoto Protocol pada tahun 1996, Indonesia juga tidak luput dari permasalahan global yang dihadapi oleh industri pendinginan dunia sebagai dampak dari kedua perjanjian internasional di atas. Dengan demikian, penelitian di bidang refrigeran dan pendinginan sangat penting dan bermanfaat dilakukan di Indonesia. Jenis refrigeran yang cocok diteliti kemungkinan pemakaiannya di lndonesia adalah refrigeran hidrokarbon, karena selain bersifat alami (natural) hidrokarbon juga tersedia sebagai sumber daya alam yang relatif besar. Penggunaan refrigeran hidrokarbon juga dapat menghemat energi bila dibanding refrigeran R12 (Maclaine dan Leonardi, 1997 dalam Sihaloho dan Tambunan, 2005 ). Aisbett dan Pham (1998) dalam Sihaloho dan Tambunan (2005) menyatakan bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran pengganti CFC dan HFC dapatmemberikan penghematan biaya yang signifikan untuk

Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

1.   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kekayaan alam laut Indonesia yang luas berpotensi menghasilkan hasil laut yang beraneka ragam dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 6,26 juta ton per tahun. Hasil produksi perikanan laut ( marine fisheries ) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mencapai 3,24 %, dimana pada tahun 2012 hasil produksi ikan laut sebanyak 5.829.194 ton. Hasil laut terutama ikan diolah untuk menjadi bahan pangan masyarakat (Purba et al., 2015). Tingkat konsumsi ikan Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 35,62 kilogram per kapita dari tahun 2012, yaitu sebanyak 33,14 kilogram per kapita (Purba et al., 2015). Indonesia memiliki wilayah perairan tropis yang terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia.Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90%) hidup di p

Enzim Transferase

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan enzim (sekitar 90%) dari luar negeri. Dari aspek pasar, kebutuhan enzim di Indonesia terus meningkat sebagaimana dapat dilihat dari nilai impor. Menurut Badan Pusat Statistik, impor untuk produksi farmasetika tahun 2007 adalah sebesar 2,988 trilyun rupiah, tahun 2008 menjadi 3,391 trilyun rupiah dan pada tahun 2011 diperkirakan menjadi 4,55 trilyun rupiah. Kebutuhan enzim dunia terus meningkat yaitu sebesar 6,5% per tahun dan menjadi $5,1 miliar pada tahun 2009 (Trismilah et al. , 2014).   Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim (Indah, 2004). E