Skip to main content

Elasmobranchii

 

Berasa Jadi Dokter

minyak ikan
Minyak Ikan

Masih ingat kan kalau cita-citaku ingin jadi dokter? Walaupun jurusan kuliahnya melenceng jauh, yaitu dokter ikan. Tapi alhamdulillah Tuhan punya jalan lain untuk diriku agar merasakan kegiatan yang dilakukan dokter. Salah satunya melaksanakan penelitian mengenai bidang kedokteran. Berawal dari kewajiban membuat proposal untuk skripsi kira-kira saat semester 5. Mata kuliah yang diampu Bu Anies Chamidah, yaitu Metode Ilmiah (Metil). Beliau yang menginginkan keterbaruan, “novelty” dari judul skripsi yang di presentasikan. Memaksaku untuk memutar otak. Melihat potensi dan kebutuhan minyak ikan laut yang tinggi. Namun minyak ikan lebih dikenal berasal dari ikan cod yang tidak hidup di perairan Indonesia. Akhirnya aku memutuskan meneliti minyak ikan kembung yang “katanya” mengandung omega tiga tinggi. Selain itu, melihat penyakit jantung menjadi salah satu penyakit pembunuh terbanyak di Indonesia yang cikal bakalnya dari aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). So, aku memutuskan membuat proposal dengan topik tersebut. Tak pernah terbayangkan oleh ku untuk melaksanakan penelitian itu, hanya sebatas mengerjakan proposal.

penelitian perikanan
Penelitian Perikanan

Saat pembukaan pendaftaran penerimaan proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Aku iseng-iseng apply proposal itu bersama dengan Iza dan Mas Wildan, teman satu timku. Tak berharap lolos, sumpah deh, karena aku tau penelitiannya sangat sulit. Apalagi basic kami dari perikanan pasti akan menemui tantangan berat ke depannya. Dan boom, proposal kami lolos pendanaan. Seneng? Nggak sama sekali wkwk. Pusing banget? Iya. Amanah ini mengantarkan kami untuk lebih giat mencari informasi. Berbagai jurnal terpaksa dilahap. Pusing tujuh keliling. Apalagi melihat penelitian ini yang tidak memungkinkan untuk diujicobakan pada manusia langsung. So, mau tidak mau kami menggunakan tikus putih sebagai “kelinci percobaan”. OMG, lihat tikus aja langsung lari. Ini malah disuruh merawat dan ngasih makan tiap hari. Gilaakkk, stress banget dong. Setiap pegang tikus, selalu dicakar dan digigit. Bisa bayangin betapa tersiksanya kami?

Baca Juga : Mengalir Sampai Jauh

penelitian kedokteran
Penelitian Kedokteran

And tiba saatnya pengujian kadar kolesterol tikus. Deg-degan banget saat pengambilan darah tikusnya. Pengambilan darah melalui mata, jelas gak tega kan. Apalagi takut tikusnya mati, tambah deg-deg ser rasanya gak karuan. Pengujian darah ini kami lakukan sendiri didampingi laboran di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Duh jantungku dibikin berdebar lagi dong, yang neliti penyakit jantung alias aku malah jantungnya disiksa karena terus berdebar ya wkwk. Duh seneng, takut, capek, semua campur aduk saat bisa masuk laboratorium kedokteran. Ngerasa jadi dokter dong, tapi aku pakai jas lab FPIK wkwk. Gak nyangka banget deh sama rencana Tuhan.

Comments

Popular posts from this blog

Melynda Dwi Puspita

- Apa yang perlu kamu sombongkan? - - Diatas langit masih ada langit - - Smart people will never admit that they are smart – - They are always keep and stay learning – Melynda Dwi Puspita Contents SUMMARY EDUCATIONAL BACKGROUND SCHOLARSHIPS INTERESTED SKILLS LICENSED SERTIFICATION SOFTWARES INTERNSHIPS SOCIETY EMPOWERMENT PROJECTS VOLUNTEER SEMINAR AND WORKSHOP ENUMERATOR MENTOR AND SPEAKER ORGANIZATION ACHIEVEMENTS SUMMARY Passionate in fisheries and marine issues, environmental, conservation, food safety and society empowerment. Enjoy in singing, playing a guitar, travelling and writing skill. Able in responsibility, open-minded and work in team or individual. Back to Content ↑ EDUCATIONAL BACKGROUND Bachelor of Fisheries Product Technology Brawijaya University (2015-2019) GPA 3,45 of 4,00 Back to Content ↑ SCHOLARSHIPS Bidikmisi (2015-2019) PT. Mina...

Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Pada Industri Pengalengan Ikan Sarden

BAB I PENDAHULUAN   1.1 Latar Belakang Ikan segar merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan ( high perishable food ). Kandungan air hasil perikanan pada umumnya tinggi mencapai 56,79% sehingga sangat memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimiawi oleh enzim yang berlangsung pada tubuh ikan segar. Sementara itu, kerusakan secara mikrobiologis disebabkan karena aktivitas mikroorganisme terutama bakteri. Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengolahan dan pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut. Salah satu usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet pada produk ikan adalah dengan pengalengan ikan (Winarno, 1980 dalam Wulandari et al. , 2009). Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya adalah pengalengan ikan sardine. Pengalengan merupakan salah satu cara untuk menyel...

TVBN, TMA, TMAO dan Histamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 81.000 km. Luas wilayah laut, termasuk di dalamnya Zona ekonomi Eksklusif mencakup 5,8 juta kilometer persegi (Dahuri, 2001 dalam Haryono, 2005). Di dalam wilayah laut dan pesisir tersebut terkandung kekayaan sumber daya laut yang amat besar, mulai dari ikan, kepiting, udang, kerang dan berbagai sumber daya laut lainnya yang siap untuk dieksploitasi nelayan. Secara teoritis, dengan kekayaan laut yang demikian besar, nelayan mampu hidup berkecukupan (Haryono, 2005). Ikan dikenal sebagai suatu komoditi yang mempunyai nilai gizi tinggi namun mudah busuk karena mengandung kadar protein yang tinggi dengan kandungan asam amino bebas yang digunakan untuk metabolisme mikroorganisme, produksi amonia, biogenik amin, asam organik, keton dan komponen sulfur (Liu et al. 2010 dalam Radjawane et al. , 2016). Ikan termasuk dalam kategori makan...