Skip to main content

Elasmobranchii

 

Menulislah Sebelum Mati

pkm dikti
PKM Dikti

Ketertarikan dalam kepenulisan sudah nampak pada diriku saat duduk di bangku SMA. Sempat mengikuti ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan pernah pula mengikuti lomba walaupun gagal. Pemikiran tentang pentingnya menulis ini salah satunya berkat dari pendapat terkenal seorang sastrawan, Pramoedya Ananta Toer, ”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”. Saat maba, suatu kewajiban di FPIK UB untuk membuat proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang nantinya akan dipertandingkan dalam lomba tingkat Universitas Brawijaya, yaitu Rektor Cup. Namun karena dalam proses adaptasi akan beratnya kehidupan kampus. Baik itu kegiatan perkuliahan, praktikum dan pembuatan laporan praktikum yang sangat menyita waktu. Maka jujur saja, waktu itu diriku mengejarkan proposal dengan perasaan berat hati dan sekadar menggugurkan kewajiban. Jadi pastinya proposal PKM-ku bersama tim tak mungkin lolos ditingkat fakultas. Didasari kekurangtahuan mengenai apa itu PKM juga menjadi salah satu faktor penting.


tim pkm
Tim PKM

Sebagai seorang mahasiswa penerima bidikmisi, kami dituntut tidak hanya mempertahankan prestasi akademik. Namun diwajibkan memiliki prestasi non-akademik pula. Salah satunya, yaitu harus mengikuti PKM tingkat Kemristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi), yang dulunya bernama Dikti. Karena maba yang tak tau apa-apa, sangat polos. Juga didukung rasa takut yang tinggi akan kegagalan. Bukan kegagalan membuat proposal, namun ketakutan pencabutan beasiswa bidikmisi. Yang artinya kuliahku harus berhenti di tengah jalan. Maka aku bersama temanku Nurul mendatangi stand lembaga kepenulisan tingkat fakultas, yaitu SKM (Sekolah Kreativitas Mahasiswa). Ingat betul, saat itu kami diarahkan seorang Mawapres (Mahasiswa Berprestasi) FPIK UB, yaitu Mas Dofir untuk menemui Mbak Ita dan tim. Kami berusaha mencari tahu dan akhirnya berkenalan dengan Mbak Ita yang ternyata berasal dari Probolinggo juga sama sepertiku. Juga ada Mas Wildan dan Mbak Peri yang menjadi ketua tim. Karena kebaikan hati mereka, kami berdua diperbolehkan menjadi anggota mereka. Alhamdulillah, lega rasanya, walaupun tidak tau apa-apa, yang terpenting kewajiban sudah terlaksana pikirku, hihi.

Baca Juga : Tambak Uang

Dan boom, saat pengumuman kelolosan proposal PKM. Aku bertemu Mbak Ita di Musholla FPIK secara kebetulan dan ia mengatakan bahwa tim kita lolos. Alhamdulillah, jawabku saat itu. Tapi aku bingung, selanjutnya aku harus melakukan apa, judul proposalnya apa aku pun tak tau hahaha. Aku dan Nurul tidak berkontribusi dalam pembuatan proposal (kurang ajar kan? haha). So, kami satu tim akhirnya berkumpul untuk pertama kalinya pasca pengumuman kelolosan. Oh sungguh sangat berat ternyata melaksanakan PKM. Setelah memperoleh pendanaan, kami harus mencatat pengeluaran, berusaha menghemat dengan uang yang ada, pembuatan prototype, terjun ke lapang dan monitoring evaluasi (monev) berkali-kali. Sungguh melelahkan? Jelas. Dan yang paling ku ingat adalah saat kakak-kakakku itu menugaskan Aku dan Nurul untuk presentasi di monev eksternal di depan juri dari Dikti. Aku stress, setiap hari latihan presentasi hingga malam hari. Aku ketakutan, bahkan aku menangis di depan mereka, aku takut mengecewakan mereka. Tapi mereka bukannya memarahiku, mereka malah menyemangati dan semakin giat mendampingi serta memberikan saran. Aku sungguh berterima kasih kepada mereka, tanpa jasa mereka aku tak akan mampu.

Tantangan dalam pelaksanaan PKM ini menjadi motivasiku untuk kembali mengikuti PKM dan alhamdulillah dapat lolos pendanaan sebanyak empat kali. Selain itu, kecintaan dalam kepenulisan ini yang juga mendorongku mengikuti suatu organisasi kepenulisan tingkat universitas, yaitu Riset dan Karya Ilmiah Mahasiswa (RKIM). Mengasah minat kepenulisan juga kulakukan dengan mengikuti beberapa kompetisi karya tulis ilmiah, esai, business plan dan artikel tingkat nasional di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Dan salah satu yang berkesan saat mengikuti lomba tingkat Kota Malang, karena dapat bertatap muka dengan Walikota Malang.

Comments

Popular posts from this blog

Melynda Dwi Puspita

- Apa yang perlu kamu sombongkan? - - Diatas langit masih ada langit - - Smart people will never admit that they are smart – - They are always keep and stay learning – Melynda Dwi Puspita Contents SUMMARY EDUCATIONAL BACKGROUND SCHOLARSHIPS INTERESTED SKILLS LICENSED SERTIFICATION SOFTWARES INTERNSHIPS SOCIETY EMPOWERMENT PROJECTS VOLUNTEER SEMINAR AND WORKSHOP ENUMERATOR MENTOR AND SPEAKER ORGANIZATION ACHIEVEMENTS SUMMARY Passionate in fisheries and marine issues, environmental, conservation, food safety and society empowerment. Enjoy in singing, playing a guitar, travelling and writing skill. Able in responsibility, open-minded and work in team or individual. Back to Content ↑ EDUCATIONAL BACKGROUND Bachelor of Fisheries Product Technology Brawijaya University (2015-2019) GPA 3,45 of 4,00 Back to Content ↑ SCHOLARSHIPS Bidikmisi (2015-2019) PT. Mina...

Teknik Penggunaan Es Pada Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah laut yang besar. Kondisi geografis seperti ini menjadikan Indonesia memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Pada tahun 2002, produksi perikanan tangkap tercatat sebesar 4.378.495 ton (Irianto dan Giyatmi 2009 dalam Sovanda et al., 2013). Namun, dalam beberapa tahun terakhir banyak sekali ditemukan kasus overfishing . Yang dimaksud overfishing disini adalah penangkapan ikan dalam jumlah yang sangat besar di daerah tidak jauh dari pantai. Akibatnya, saat ini nelayan harus berlayar lebih jauh lagi dalam mencari ikan. Tidak lagi seperti dulu dalam mencari ikan di perairan tidak terlalu jauh dari garis pantai. Otomatis nelayan membutuhkan waktu berhari-hari dalam mencari ikan sampai kembali ke darat. Ikan yang telah ditangkap, pada umumnya akan disimpan pada ruang muat (palka) kapal. Sehingga lama penyimpanan ikan tersebut tidak cukup sehari atau dua hari tetapi berhari-hari...

Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Pada Industri Pengalengan Ikan Sarden

BAB I PENDAHULUAN   1.1 Latar Belakang Ikan segar merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan ( high perishable food ). Kandungan air hasil perikanan pada umumnya tinggi mencapai 56,79% sehingga sangat memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimiawi oleh enzim yang berlangsung pada tubuh ikan segar. Sementara itu, kerusakan secara mikrobiologis disebabkan karena aktivitas mikroorganisme terutama bakteri. Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengolahan dan pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut. Salah satu usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet pada produk ikan adalah dengan pengalengan ikan (Winarno, 1980 dalam Wulandari et al. , 2009). Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya adalah pengalengan ikan sardine. Pengalengan merupakan salah satu cara untuk menyel...