Skip to main content

Elasmobranchii

 

Kuliah Perikanan? Mau Jadi Mermaid Ya, Bau Amis Dong!

Saat reuni keluarga, semua berkumpul. Si A ditanya kuliah dimana dan jurusan apa. Jawabnya di salah satu institut terkenal dan jurusan keren pula. Semua terpukau? Jelas dong. Giliran diriku yang ditanya. 
Sebut saja Mawar : Kuliah dimana?
Aku                 : Di UB
Sebut saja Mawar : Wow, jurusan apa?
Aku                 : Perikanan
Sebut saja Mawar : Oh

Ya, sudah cukup sampai disitu pembicaraannya, diakhiri dengan kata oh. Yang lebih parah banyak loh. Mulai dari dicap nelayan, mau nyari ikan aja kuliah, mau jadi mermaid/duyung ya? Ih bau amis, nanti jadi nelayan ya? Kerjanya di perkapalan ya? Hello haha. Dan paling kocak, pacarnya nelayan ya? Belum tau aja harga kapal berapa, 10 GT aja bisa 300 jutaan, kalah harga motor ninja dong haha. Apa itu GT? Gross Tonage, searching aja ya. Udah biasa dengan guyonan dan hinaan seperti itu. Tapi bukan berarti aku tak pernah malu kuliah di perikanan. Oh jelas sering haha, untuk mengakalinya biasanya saat ditanya kuliah jurusan apa, maka akan ku jawab “Perikanan Kelautan”. Padahal itu nama fakultas bukan jurusan haha.. Maafkan kebohonganku selama ini… Ada kata lautnya biar keliatan sedikit keren dibanding kata perikanan aja hihihi. Tapi seingatku dari berbagai hinaan itu, hanya ada satu yang menanggapi dengan baik. Begini katanya “wow, bagus, mau jadi anak buahnya Bu Susi ya?”. Hihi akhirnya ada yang menghargai. Ya benar, Bu Susi Pudjiastuti yang membuatku bertahan. Sungguh panutanku.

Masa-masa pertama perkuliahan sungguh berat ternyata, pikirku. Kuliah gak seperti di TV ya… Kuliah di perikanan, laporannya tebel-tebel dong gan dan sis. Praktikumnya banyak dan melelahkan. Mulai dari menginap di kampus mengamati perkembangan telur ikan sampai membersihkan kolam ikan. Ada juga yang naik kapal sama nelayan dan berenang di laut. Itu kuliah apa kuli-ah? Itu belajar apa nyari ikan (nelayan)? Capek sih, tapi jujur asik banget bisa jalan-jalan haha. Saat malam hari asistensi, bahkan sabtu dan minggu praktikum loh. Tak ada waktu libur hehe. Semester pertama, seperti maba (mahasiswa baru) pada umumnya. Semua saling bersaing jadi yang teraktif dan terbaik. Jelas saja, saat itu aku berpikiran ingin lulus 3,5 tahun hahaha. Impian maba polos hahaha. Bahkan dari 8 mata kuliah, 6 mata kuliahku bernilai A. Luar biasa kan? Aku juga tak menyangka kok bisa aku dulu pandai haha.

laporan praktikum
Laporan Praktikum

Baca Juga : Kenapa Perikanan?

Jauh dari keluarga, menuntutku untuk lebih aktif bersosialisasi kalau ingin “hidup” di Malang. Yang dulunya pendiam, memaksaku harus memiliki banyak teman untuk saling membantu. Ada Ifa, Iza, Nurul, Janet, Aul, Arwin, Ucup dan Jefri (dari kanan). Karena selalu satu kelas selama 2 semester, menjadikan kami begitu akrab. Bahkan kemana-mana selalu bersama layaknya geng yang wajar ditemukan di lingkungan kampus. Geng ini pun punya nama, yaitu Keluarga Lubis 😊

keluarga lubis
Keluarga Lubis

Memasuki semester 3 yang katanya memasuki masa berat perkuliahan. Benar saja, membagi waktu dengan organisasi, kelas, praktikum, asistensi, kepanitian dan lain-lain sangatlah berat. Entah kenapa aku merasa bukan diriku pada jurusanku ini. Kalau mengingat cita-cita menjadi dokter, sampai sekarang jujur masih ingin haha. Bahkan ingat sekali diriku saat kuliah berlangsung dalam kelas di semester 5, aku masih menangis karena tidak terima kuliah di perikanan. Arwin dan Ucup menyadari itu, mengingat itu inginku tertawa haha. Tapi bukan menjadi dokter yang kupermasalahkan berat. Bidang studi perikanan kelautan yang berbeda dari prodiku yang kumaksut. Ya, jujur saja aku masih ingin kuliah di Jurusan Ilmu Kelautan sama seperti pilihan pertamaku. Dan uniknya, di FPIK UB, bisa pindah jurusan loh tanpa melalui tes lagi maksimal di semester 3. Tapi setelah semester 5 aku kepikiran kenapa dulu aku kok tidak pindah jurusan haha. Sering menghakimi diri-sendiri dengan umpatan akibat penyesalan dan kesalahan ini. Berasal dari jiwa petualang ini yang mengatakan bahwa passionku memang di kelautan hehe. Mayoritas kegiatanku menyangkut bidang ilmu kelautan. Teman-temanku bingung, sebenarnya aku kuliah jurusan apa sih haha. Tak mengapa, nasi sudah menjadi bubur. Sudah tercebur, maka berenanglah. Sudah berenang maka menyelamlah, begitu katanya. Walaupun prodiku THP bukan berarti aku gak bisa belajar IK kan? Hehe… 
Apapun bidang ilmumu, kontribusilah untuk perikanan kelautan dengan caramu sendiri…
Jalesveva Jayamahe…

Comments

Popular posts from this blog

Melynda Dwi Puspita

- Apa yang perlu kamu sombongkan? - - Diatas langit masih ada langit - - Smart people will never admit that they are smart – - They are always keep and stay learning – Melynda Dwi Puspita Contents SUMMARY EDUCATIONAL BACKGROUND SCHOLARSHIPS INTERESTED SKILLS LICENSED SERTIFICATION SOFTWARES INTERNSHIPS SOCIETY EMPOWERMENT PROJECTS VOLUNTEER SEMINAR AND WORKSHOP ENUMERATOR MENTOR AND SPEAKER ORGANIZATION ACHIEVEMENTS SUMMARY Passionate in fisheries and marine issues, environmental, conservation, food safety and society empowerment. Enjoy in singing, playing a guitar, travelling and writing skill. Able in responsibility, open-minded and work in team or individual. Back to Content ↑ EDUCATIONAL BACKGROUND Bachelor of Fisheries Product Technology Brawijaya University (2015-2019) GPA 3,45 of 4,00 Back to Content ↑ SCHOLARSHIPS Bidikmisi (2015-2019) PT. Mina...

Teknik Penggunaan Es Pada Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah laut yang besar. Kondisi geografis seperti ini menjadikan Indonesia memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Pada tahun 2002, produksi perikanan tangkap tercatat sebesar 4.378.495 ton (Irianto dan Giyatmi 2009 dalam Sovanda et al., 2013). Namun, dalam beberapa tahun terakhir banyak sekali ditemukan kasus overfishing . Yang dimaksud overfishing disini adalah penangkapan ikan dalam jumlah yang sangat besar di daerah tidak jauh dari pantai. Akibatnya, saat ini nelayan harus berlayar lebih jauh lagi dalam mencari ikan. Tidak lagi seperti dulu dalam mencari ikan di perairan tidak terlalu jauh dari garis pantai. Otomatis nelayan membutuhkan waktu berhari-hari dalam mencari ikan sampai kembali ke darat. Ikan yang telah ditangkap, pada umumnya akan disimpan pada ruang muat (palka) kapal. Sehingga lama penyimpanan ikan tersebut tidak cukup sehari atau dua hari tetapi berhari-hari...

Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Pada Industri Pengalengan Ikan Sarden

BAB I PENDAHULUAN   1.1 Latar Belakang Ikan segar merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan ( high perishable food ). Kandungan air hasil perikanan pada umumnya tinggi mencapai 56,79% sehingga sangat memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimiawi oleh enzim yang berlangsung pada tubuh ikan segar. Sementara itu, kerusakan secara mikrobiologis disebabkan karena aktivitas mikroorganisme terutama bakteri. Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengolahan dan pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut. Salah satu usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet pada produk ikan adalah dengan pengalengan ikan (Winarno, 1980 dalam Wulandari et al. , 2009). Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya adalah pengalengan ikan sardine. Pengalengan merupakan salah satu cara untuk menyel...