Skip to main content

Elasmobranchii

 

Lapakikan.id Bisnis Perikanan Berbasis Digital

adji-ardianto

Adji Ardianto adalah mahasiswa Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya angkatan 2014. Pria kelahiran Palopo 21 Maret 1996 ini awalnya belum pernah berbisnis. Namun setelah duduk di bangku kuliah, ia berkeinginan untuk menjalankan sebuah bisnis. Niat tersebut ia salurkan melalui keikutsertaan dalam sebuah kompetisi yang diadakan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo), yaitu 1000 Startup Digital. Dalam program tersebut, ia mampu berada pada posisi 10 besar nasional. Motivasi Adji memulai berbisnis cukuplah sederhana, hanya ingin hidup mandiri dan menghasilkan uang dari usaha sendiri. Awalnya hanya karena ingin menyelesaikan kewajiban selama mengikuti program tersebut. Ia dituntut untuk dapat bertahan selama 5 bulan. Karena kegigihannya, tak disangka bahwa performa bisnisnya mengalami peningkatan.
lapakikan

Lapakikan.id ini merupakan website penjualan ikan yang menjadi solusi bagi pelanggan agar lebih mudah untuk membeli ikan tanpa berkotor-kotor ria masuk ke dalam pasar dan disibukkan menawar harga. Cukup membuka laman www.lapakikan.id maka pelanggan akan dihadapkan dengan kemudahan pembelian ikan lele sekaligus dapat diantar ke rumah. Ide lapakikan.id ini tak pernah sebelumnya terlintas dipikiran Adji, hanya karena tuntutan untuk membuat sebuah bisnis dalam program startup digital. Berlatar belakang pendidikan sebagai calon sarjana perikanan akhirnya memunculkan sebuah inovasi lapakikan.id.

Bisnis startup digital milik Adji yang ia beri nama lapakikan.id ini mampu mengantarkannya dikenal banyak orang. Alasan ia memilih menjalankan usaha penjualan ikan secara online melalui website lapakikan.id adalah untuk membantu pembudidaya ikan untuk menjual hasil budidayanya secara online agar lebih banyak disentuh berbagai kalangan. Mengingat saat ini manusia sangat bergantung kepada internet. Serta dapat membantu pembeli yang memiliki kesibukan tanpa harus mendatangi penjual secara langsung. Target awal dari user website ini adalah masyarakat perkotaan yang memiliki waktu terbatas untuk membeli ikan di pasar. Dengan adanya lapakikan.id, harga ikan dapat dipantau. Namun seiring berjalannya waktu, bisnis ini lebih menargetkan waralaba atau industri rumah makan. Lapakikan.id telah bermitra dengan Rumah Ikan, Kelompok Minaputri Ken Dedes, Dinas Kepanjen dan lain-lain. Bisnis ini juga sudah berkerja sama dengan Cak Per, Jelata, Nelongso, Warung Nabil, CL dan beberapa catering sebagai customer. Di lapakikan.id ini dijual beberapa jenis ikan, namun di website hanya menampilkan ikan lele.

Saat menjalankan bisnis lapakikan.id ini, Adji tidak sendiri, ia dibantu empat orang. Tim yang beranggontakan empat orang itu terdiri dari tim penyokong dana, tim desain, tim penghubung dan tim pembuat website. Perjalanan bisnis tidak selalu lancar, ia telah melewati pahit manisnya berwirausaha. Tidak hanya suka yang ia peroleh, namun duka sering ia dapatkan. Salah satunya, yaitu kurang konsistennya tim, beberapa anggota tim yang lebih memilih untuk meninggalkan bisnis yang telah dirajut dari awal karena kepentingan pribadi. Namun hal itu tidak menyurutkan langkah Adji untuk berwirausaha. Banyak keinginan Adji untuk memajukan bisnisnya. Salah satunya dengan cara membuat sebuah aplikasi lapakikan.id sebagai pengembangan.

Selain pahit yang Adji peroleh, ia mendapatkan keuntungan dari segi relasi dan finansial. Ia dapat menghubungkan pembudidaya dengan pembeli agar dapat menjalin suatu kerja sama. Dari segi finansial, ia memperoleh keuntungan yang besar, namun tidak ia sebutkan berapa nominalnya. Dari awalnya yang hanya ingin mencoba, dapat mengantarkannya menjadi orang yang sukses.

Selain lapakikan.id, Adji juga memiliki beberapa usaha, diantaranya bisnis properti, budidaya ikan lele dan akun media partner, yaitu gudanglomba.com. Bisnis media partner tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang besar tanpa perlu usaha yang besar. Hanya perlu mempromosikan sebuah event, ia akan memperoleh keuntungan. Dengan banyaknya bisnis yang ia miliki, mampu menjadikannya seorang mahasiswa yang dikenal sebagai wirausahawan muda. Hasil dari bisnisnya tersebut mampu membuatnya tidak lagi meminta uang saku kepada orang tua. Justru ia mampu memberikan uang kepada orang tua, walaupun jumlahnya yang ia sebut tidak seberapa.
gudang lomba

Sebagai seorang pemuda, ia mampu menjadi panutan bagi pemuda lain terutama mahasiswa seusianya. Ia tidak lagi menjadi beban finansial keluarganya, namun ia mampu membantu perekonomian keluarganya. Walaupun saat ini ia masih menjadi mahasiswa semester akhir. Tidak seperti mahasiswa semester akhir pada umumnya, ia tidak perlu memikirkan untuk mencari pekerjaan setelah lulus. Karena ia telah memiliki usaha sendiri yang mampu mengantarkannya menjadi mahasiswa mandiri.

Adji memberikan motivasi kepada semua orang terutama mahasiswa yang merupakan agent of change agar tidak mengharapkan menjadi seorang pegawai. Ia menyarankan agar mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan. Karena selain mendapatkan keuntungan, dengan berwirausaha dapat membantu masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan. Ia berpesan agar jangan pernah takut untuk berwirausaha. Awali keinginan berwirausaha dengan niat yang baik, bukan hanya untuk mencari keuntungan. Namun untuk membantu masyarakat di sekitar kita. Kebanyakan orang bingung memilih jenis usaha yang cocok bagi dirinya. Menurut Adji, untuk memulai usaha diawali dari menemukan masalah. Dari masalah tersebut temukan solusi. Dari solusi tersebut jadikan sebuah peluang untuk memulai berbisnis. Dan yang paling penting, yaitu berani mencoba. Karena dengan mencoba kita hanya memperoleh dua kemungkinan, yaitu gagal atau berhasil. Kegagalan atau keberhasilan yang didapat ditentukan dari seberapa besar usaha kita. Namun, jika tidak mencoba, hanya satu hasil yang diperoleh, yaitu gagal. Karena dengan tidak mencoba, kita tidak percaya dengan diri-sendiri dan membuat diri kita menjadi orang yang gagal.

Comments

Popular posts from this blog

Teknik Pendinginan Produk Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1         Latar Belakang Setelah meratifikasi Montreal Protocol pada tahun 1992 dan Kyoto Protocol pada tahun 1996, Indonesia juga tidak luput dari permasalahan global yang dihadapi oleh industri pendinginan dunia sebagai dampak dari kedua perjanjian internasional di atas. Dengan demikian, penelitian di bidang refrigeran dan pendinginan sangat penting dan bermanfaat dilakukan di Indonesia. Jenis refrigeran yang cocok diteliti kemungkinan pemakaiannya di lndonesia adalah refrigeran hidrokarbon, karena selain bersifat alami (natural) hidrokarbon juga tersedia sebagai sumber daya alam yang relatif besar. Penggunaan refrigeran hidrokarbon juga dapat menghemat energi bila dibanding refrigeran R12 (Maclaine dan Leonardi, 1997 dalam Sihaloho dan Tambunan, 2005 ). Aisbett dan Pham (1998) dalam Sihaloho dan Tambunan (2005) menyatakan bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran pengganti CFC dan HFC dapatmemberikan penghematan biaya yang signifikan untuk

Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

1.   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kekayaan alam laut Indonesia yang luas berpotensi menghasilkan hasil laut yang beraneka ragam dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebanyak 6,26 juta ton per tahun. Hasil produksi perikanan laut ( marine fisheries ) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mencapai 3,24 %, dimana pada tahun 2012 hasil produksi ikan laut sebanyak 5.829.194 ton. Hasil laut terutama ikan diolah untuk menjadi bahan pangan masyarakat (Purba et al., 2015). Tingkat konsumsi ikan Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 mencapai 35,62 kilogram per kapita dari tahun 2012, yaitu sebanyak 33,14 kilogram per kapita (Purba et al., 2015). Indonesia memiliki wilayah perairan tropis yang terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia.Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90%) hidup di p

Enzim Transferase

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan enzim (sekitar 90%) dari luar negeri. Dari aspek pasar, kebutuhan enzim di Indonesia terus meningkat sebagaimana dapat dilihat dari nilai impor. Menurut Badan Pusat Statistik, impor untuk produksi farmasetika tahun 2007 adalah sebesar 2,988 trilyun rupiah, tahun 2008 menjadi 3,391 trilyun rupiah dan pada tahun 2011 diperkirakan menjadi 4,55 trilyun rupiah. Kebutuhan enzim dunia terus meningkat yaitu sebesar 6,5% per tahun dan menjadi $5,1 miliar pada tahun 2009 (Trismilah et al. , 2014).   Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim (Indah, 2004). E